Edisi.co.id - Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah yang ada di perantauan wabil khusus yang berniat ingin pulang kampung.

Untuk yang kesekian kali saya menghimbau dan mengingatkan kepada bapak/ibu, jika panjenengan (kalian) sayang pada saudara di kampung jika panjenengan ingin keluarga tetap sehat dan selamat, urungkan niat untuk pulang kampung, hal  disampaikan Gubernur Jawa Tegah Ganjar Pranowo dalam video yang tersebar di media sosial dan diterima edisi.co.id, Sabtu (28/3/2020).

Jika kalian nekat pulang, saya tegaskan sama saja anda membahayakan anak, istri, atau suami serta mengancam seluruh hidup orang yang kami sayangi yang kita sayangi termasuk orang tua kalian yang sudah sepuh.

Bapak/ibu jalan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa.

Masih dalam pesan videonya, Ganjar menyampaikan, bapak ibu yang ada di Jakarta, kamu tau tentu saja, Ibu Kota adalah zona merah corona, kita tidak tau siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau juga kita. Artinya bapak oibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif corona tetapi tidak mengetahuinya. Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejalanya.

Dan jika anda sudah mengidap corona dan anda nekat pulang kampung, anda bisa menulari teman seperjalanan dibus, dikereta atau pun angkutan lainnya. Orang-orang dijalan juga bisa tertular, keluarga juga bisa tertular bahkan satu desa tertular semua.

Pasien positif corona yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan buat kita semua. Dia adalah pengusaha yang ikut seminar di Bogor, tertular virus disana lalu menulari istri dan teman-temannya. Dia sendiri akhirnya meninggal. Dan di Purbalingga ada juga empat pasien positif corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta.

Bapak ibu mohon maaf jika saya semakin keras mengingatkan kalian, ini semua tidak lepas dari peningkatan virus corona di Jateng yang sangat cepat, dalam tiga hari pasien terkonfirmasi positif corona melonjak jadi 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal. Jumlah ODP naik drastic hinga 3638 orang dan PDP ada 294 orang.

Kami menduga kenaikan signifikan ini dikarenakan salah satunya adanya lonjakan warga perantauan yang mudik ke wilayah Jateng. Hingga 26 Maret ada 46.018 pemudik dari berbagi provinsi yang pulang ke Jateng, paling banyak ada di Wonogiri ada 42.838 orang, kemudian kota Semarang dan sekitarnya ada 10.979 orang, Cilacap ad 4.527, Jepara 2164, lainnya ada di Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kudus, Pati, Gerobokan, Kab Magelang, Purbalingga, Boyolali, Sragen dan di Karang Anyar.

Saya sepakat denga Sri Sultan Hamengkubuono ke X Gubernur DI Jogyakarta semua pemudik otomatis masuk kategori ODP, maka Bupati, Walikota hingga Kepala Desa agar mendata siapa saja pemudik yang sudah datang. Kemudian para pemudik ini harus mengisolasi dirumah selam 14 hari.

Segera melapor jika merasakan gejala sakit agar segera ditangani. Saya juga sudah berkordinasi dengan Pemda DKI Jakarta dengan Gubernur Jawa Barat selanjutanya saya akan kordinasi denga Gubernur Jawa Timur kita membuat kesepakatan bersama untuk melarang warga pulang kampung ke daerah asal.

Yang di Jakarta, Jawa Barat, Jateng, Jatim tetaplah kalian ditempat masing-masing. Hal ini untuk menjamin kehidupan warga yang diperantauan yang sudah tidak bisa bekerja, kami pun mengusulkan kepada GugusnTugas Pusat agar memberikan Jaring Pengaman Sosial (JPS).

Ada jaminan sosial masyarakat selama sosial distancing selama dirumahnya masing-masing.

Bapak ibu Covid-19 ini bukan masalah sepele, ini masalah hidup dan mati. Karena itu saya mohon dengan mohon sekali lagi, jangan bersikap meremehkan, jangan semaunya sendiri, ini masalah kita bersama yang harus kita selesaikan dengan kebersamaan dan berdiam dirumah in syaa Allah kita semua sehat. Atau anda nekat semua terancam tidak selamat. (Hlh)