Edisi.co.id - Kondisi wabah Corona yang menimpa hampir seluruh dunia termasuk di Indonesia dampaknya terasa diberbagai sektor kehidupan masyarakat. Termasuk pula pada industri halal dunia.

Hal itu seperti yang disampaikan oleh Sutan Emir Hidayat selaku Direktur Pendidikan dan Penelitian dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Jakarta pada hari Rabu, (29/4/2020)

"Saat sebelum wabah Corona melanda ada laporan dari Global Islamic Economy Indicator (GIEI) yang mengatakan kalau sektor industri halal dunia pertumbuhannya bisa mencapai USD 3,5 triliun di tahun 2024. Untuk peningkatan standing gaya hidup halal di 2017 sebesar 5,1 persen. Sektor nya antara lain : makanan, minuman, fashion, pariwasata, media dan yang lainnya," ujar Emir Hidayat dalam kesempatan Media Briefing di Jakarta.

Untuk kasus wabah Pandemik Covid 19 yang dialami oleh negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) itu juga berbeda beda menurut Emir. Bagi negara-negara yang ketahanan pangan nya masih tergantung impor maka Pandemik ini sangatlah dirasakan sekali dampaknya. Namun hal itu tidak berlaku bagi negara-negara yang ketahanan pangan nya cukup baik. Sehingga faktor ekonomi yang ditimbulkannya tidak terlalu bermasalah pada negara-negara itu.

"Namun dibalik itu semua, masih ada peluang dan inovasi yang bisa dikembangkan dalam suasana Pandemik seperti saat ini. Seperti yang dilakukan oleh industri pariwisata halal. Dimana mereka melakukan program pariwisata virtual yang menggunakan trendy foto. Dimana para wisatawan tidak perlu datang langsung ke lokasi wisata. Tetapi dengan kecanggihan teknologi maka seakan-akan kita telah berada di dalam lokasi objek wisata tersebut," ujarnya.

Yang lainya menurut dirinya adalah dengan cara mensiasati anggaran pemasaran yang berlebihan dan melakukan teknik komunikasi yang lebih baik dan efektif. Hal ini yang perlu dikembangkan terus dan ditingkatkan inovasinya dalam suasana Pandemik seperti saat ini. (ES)