berita

Sikapi Pendidikan di New Normal, PP Wanita Islam Gelar Seminar

Minggu, 5 Juli 2020 | 21:03 WIB
IMG-20200705-WA0243


Edisi.co.id - Pengurus Pusat Wanita Islam (PP Islam)  Sabtu, (4/7/2020) mengelar seminar secara Wabinar dengan tajuk Pendidikan di Era New Normal. Tujuan diselenggarakan Webinar ini adalah, sebagai sumbangsih dari Pengurus Pusat Wanita Islam, bersama jajarannya untuk berkontribusi pada dunia Pendidikan. Menurut WI pendidikan akan berhasil jika terdapat 3 aspek  yakni, Pembentukan Knowlegde, Psikomotor ( Ketrampilan), dan aspek Atitude ( Ahlak/Karakter )

Hadir dalam seminar ini narasumber yang luar biasa, yakni H. Anies Rasyid Baswedan, SE, MPP, Ph.D, Prof. Dr.
HJ. Aliyah Rasyid Baswedan, yang merupakan Ibunda Gubernur DKI.

Untuk webinar kali ini di moderator ioleh Kandidat doktor ITB, Astuti Kusumorini, Dosen di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Dalam sambutannya Dra. Hj. Marfuah Musthofa,  selaku Ketua Umum PP Wanita Islam, periode 2016-2021 menyampaikan, ada beberapa hal yang menjadi refleksi, untuk memantik diskusi. Pendidikan adalah proses intraksi antar orang, yang menimbulkan kegiatan saling belajar diantara mereka yang terlibat. Interaksi dibuat jamnya jadi sekolah dan proses ini sudah terjadi terjadi sejak awal ada manusia.

"Baik pendidik, maupun terdidik semua mengalami proses pembelajaran. Pendidikan akan berhasil jika ada kesinambungan antara tiga ranah pendidikan. Yang pertama adalah di rumah ( In formal ), pendidikan kedua ada di sekolah. Pendidikan ( Pendidikan Formal ), ketiga ada diantara keduanya ( non Formal ), jadi ketiga aspek ini harus bersinergi. Kendala yang harus diantisipasi sejak awal. Tujuan dari pendidikan adalah tumbuhnya akhlaq," ujar Hj Marfuah.

Pada kesempatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan materi beliau mengatakan,  bagaimana pemanfaatan teknologi harus didorong untuk bisa menumbuhkan akhlak, yang disebut sebagai karakter, itu semua terjadi melalui proses : diajarkan, dibiasakan, bila ada yang tidak melaksanakan itu didisiplinkan, lalu nanti akan menjadi kebiasaan jadi budaya seperti, Sholat, tepat waktu, di rumah jadi bersih, setelah itu menjadi budaya. Penguatan ini mungkin akan lebih bisa di lakukan di lingkungan (keluarga). Jadi ketiga aspek ini harus bersinergi, antara orang tua, guru dan lingkungan dalam membentuk anak yang berakhlak atau berkarakter.

"Bisakah guru digantikan dengan teknologi ? jawabannya tidak bisa diganti atau bisa diganti. Atau justru pertanyaannya yang salah. Guru yang semacam apa yang bisa diganti dengan teknologi ?," Kata Anies.

Ditambahkan lagi, guru yang mengajarnya mekanistik, bahan ajarnya tidak berubah bertahun-tahun. Bisa diganti dengan teknologi, dengan pengiriman powerpoint atau video.

Guru seperti apa yg tidak bisa digantikan dengan teknologi. Guru yg datang dengan hati, dengan kedekatan, dengan kreatifitas dan penuh inovasi tidak bisa digantikan dengan teknologi. Teknologi hanya akan menggantikan hal hal yang sifatnya mekanistik dan teknis.

Selanjutnya untuk mendapatkan feadback pembelajaran, perlu mengadakan diskusi yang mengundang siswa sebagai pembicara. Bagaimana rasanya siswa menjalani pendidikan tersebut.

"Pada hari Senin yang lalu diundang para siswa SMA se Jakarta sebagian ketemu di balaikkota. Ada 150 orang lewat webinar. Terjadilah diskusi, bagaimana siswa merasakan pendidikan seperti ini. Hasil diskusi dengan para siswa ini mendadak pendidikan jarak jauh menjadi bisa karena kita rumuskan secara bersama sama," imbuh Anies.

Pada akhirnya,  mari libatkan para peserta didik seperti apa pendidikan jarak jauh, apa yang kurang, apa yang lebih, demikian dijelaskan Anies Rasyid Baswedan mantan Menteri Pendidikan di pemerintahan Jokowi yang pertama.

Reporter: Edi Susanto

Editor: Ilham Darmawan

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB