Edisi.co.id-Setelah ditemukanya ada klaster penyebaran Covid-19 baru di sekolah calon perwira Angkatan darat (Secapa AD) yang berlokasi di Jalan Hegarmanah, Kota Bandung pada beberapa waktu lalu. Dinas Kesehatan Kota Bandung memberikan info seputar perkembangan penyebaran Covid-19 Secapa AD. Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verlita. Pada hari Selasa (14/07/2020).
Dinkes Bandung akan melaksanakan tracing dan pemeriksaaan rapid test kepada 600 warga sekitar yang tinggal dekat sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) kota Bandung.
” Kami sudah melakukan tracing kepada warga sekitar terakhir kemarin hari Senin, dan akan melakukan 600 rapid test di mulai besok (Rabu) sampai hari Jumat tempatnya di Sekolah tinggi pariwisata kota Bandung” Kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verlita saat ditemui di Balai Kota Bandung.
Guna mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak meluas di sekitaran wilayah Secapa AD. Dinkes Jabar melalui Pemerintah Kota Bandung akan melakukan Check point dan menerapkan PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro) di Kecamatan Cidadap
“Ada 7 RW yang didirikan Check Point, diatur sedemikian rupa oleh kewilayahan,” terang Rita.
Lanjut Rita, akses Jalan di Kota Bandung pun menuju Secapa AD akan dibatasi.
“Dari arah Hegarmanah dan dari arah Panorama oleh kewilayahan kota Bandung akan di atur buka tutup jalan mulai jam 6 sampai jam 9 malam” imbuhnya.
Pekembangan kasus Covid-19 yang dihimpun oleh Dinkes Bandung per tanggal 13 Juli lalu tercatat kasus Pasien positif 59 orang, ODP 120 orang, PDP 243 orang dan OTG 7 orang.Lebih jauh Rita Menilai kasus Covid-19 di kota Bandung lajunya semakin menurun dari mulai diberlakukanya PSBB hingga pemberlakuan AKB.
“Kita akan pertahankan bersama mulai dari menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dengan air mengalir dan mejaga jarak,” tambahnya.
Sementara itu, saat dimintai tanggapannya mengenai temuan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terkait bukti penyebaran virus Covid-19 melalui udara (Airborne) Rita mengatakan sejauh ini Dinkes Bandung tetap menunggu untuk hasil temuan tersebut dan mengacu pada aturan kementrian Kesehatan.
“Tentunya kami mengacu pada aturan kementrian Kesehatan, kami sedang menunggu meskipun WHO sudah mengatakan demikian, tetapi kami menunggu Protap Kemenkes apakah betul itu droplet itu bisa menjadi penyebaran nya melalui airborne,” tutupnya.
Reporter Bandung: Kiki Firmansyah