Edisi.co.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Senin 14 September 2020. Penerapan PSBB akan memberikan setidaknya dampak pada sektor ekonomi terutama pada penyandang Disabilitas dan Anak Yatim Piatu yang jumlahnya ratusan di Ibukota Jakarta ini.
Menyikapi kondisi pandemi ini, keluarga besar H. Soprapto Soeparno memberikan santuan kepada ratusan tuna netra dan ratusan anak yatim di Taman Yatim Piatu Tuna Netra (Yatuna) milik H. Soeprapto Soeparno yang berada di Jl. Makasar Jakarta Timur, Ahad (13/9/2020).
Hadir pada santunan ini istri dari H. Soepraprto (Rahimahullah) Hj. Nur Aini Soeprapto serta seluruh anak-anak, menantu dan cucu-cucu.
Mohamad Feriadi anak ke 2 dari 6 bersaudara mengatakan bahwa, Taman Yatim Piatu Tuna Netra (Yatuna) adalah warisan dari bapak (panggilan akrab H. Soeprapto – red), yang tidak ternilai harganya dan wajib kami merawatnya.
"Bapak telah memberikan pelajaran yang amat berharga buat kami, bahwa kehidupan tidak hanya untuk saya dan keluarga saja, tetapi ada jutaan orang diluar sana yang membutuhkan uluran tangan kita," ujar Feriadi.
Selanjutnya dikatakan, Yatuna sudah menjadi tanggung jawab keluarga besar kami, tetapi untuk santunan kali ini kami merasa sangat perlu untuk memberikannya. Kita melihat dengan perpanjangan PSBB ini berbeda dengan hari-hari kemaren, dimana semua orang sudah mulai beraktivitas walaupun dengan protokol kesehatan 3M.
"Dihari-hari kemaren mereka masih bisa mencari pekerjaan sampingan, ada yang menawarkan jasa pijat, menjual kerupuk ataupun usaha-usaha lannya," imbuhnya.
Kami memandang saat ini mereka sangat perlu dibantu, karena PSBB, dimana orang tidak keluar rumah.
"Ini adalah bentuk kepedulian kami kepada warga Yatuna yang membutuhkan di tengah pandemi ini. Para tuna netra dan anak-anak yatim mereka sangat memerlukan uluran bantuan tangan kita," jelas Feriadi.
santunan kali ini saya juga mengajak kepada CV. Tiki dan JNE serta juga para vendor untuk juga berbagi kepada para tuna netra dan anak-anak yatim.
Reporter: Henry Lukmanul Hakim
Editor: Ilham Dharmawan