berita

Sosialisasi Muktamar XVI Persis, Ustaz Jeje: Tema Muktamar Menjadi Spirit Jam'iyyah Wujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin

Rabu, 30 Desember 2020 | 11:49 WIB
IMG-20201230-WA0167

 

Edisi.co.id - Subang, Muktamar XIV (keenam belas) Persatuan Islam (Persis) mencanangkan "Transformasi Gerakan Dakwah Persis Mewujudkan Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Bingkai NKRI" sebagai tema besar kegiatan. Hajat lima tahunan di Bandung, Jawa Barat ini akan dihelat pada April 2021.

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persis, Ustaz Jeje Zaenudin mengatakan bahwa tema tersebut harus menjadi inspirasi gerakan dakwah jam'iyyah. "Tema ini bukan untuk gagah-gagahan atau keren-kerenan, tetapi bagaimana menjadi spirit jam'iyyah dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Ustaz Jeje dalam sosialisasi Muktamar XVI Persatuan Islam di Subang, Jawa Barat, Ahad (27/12).

Lebih lanjut, Ustaz Jeje menyampaikan, pemilihan diksi transformasi lebih menekankan pada perubahan rupa, bentuk, sifat, fungsi, gaya, metode atau pola, bukan isi. Perubahan ini sangat dimungkinkan bahkan menjadi kebutuhan seiring perkembangan zaman dan teknologi.

"Kenapa kita harus transformasi? Karena kita sudah berbeda zaman dan Persatuan Islam telah satu abad secara hijriyah meskipun masehinya 1923, maka bukan lagi menyongsong," ujarnya.

Ustaz Jeje kemudian mengutip tafsir Ibnu Katsir tentang kisah Ashabul Kahfi, di antara tinjauan tafsir kenapa dipisahkan 300 dengan sembilan tahun, ternyata 300 tahun apabila dihitung kalender masehi, sedangkan 309 tahun menurut perhitungan hijriyah. Artinya dalam 100 tahun terdapat perbedaan tiga tahun antara masehi dengan qamariyah.

Begitu pula dalam 100 tahun ada bisyarah dalam hadis Nabi bahwa Allah SWT membangkitkan orang-orang yang memperbaharui agamanya. Ustaz Jeje berharap di 100 tahun Persis ini melahirkan ruh-ruh seperti Tuan Ahmad Hasan, Tuan Isa Anshari, dan sebagainya.

"Kita bukan ingin memperingati dan bukan berarti juga kita boleh melepaskan begitu saja momen-momen penting, betulkah di 100 tahun muncul mujaddid-mujaddid? Sebagaimana dalam Alquran dikatakan 'wahai Musa peringatkan kaummu dengan ayyamillah (hari-hari Allah) yang terjadi pada bangsa Israel'," jelasnya.

Mengenai gerakan dakwah, menurut Ustaz Jeje, harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Apabila tidak beradaptasi, maka akan selalu ketinggalan.

"Dulu TV (televisi), koran, majalah adalah media canggih dakwah, sekarang sudah beralih ke youtube, facebook, dan sebagainya. Maka, gerakan dakwah Persatuan Islam sekarang adalah tatbiq (implementasi) dari gagasan dan ide brilian para pembaharu," ujarnya.

Di abad kedua, jelas Ustaz Jeje, Persis masih bisa menerapkan ide-ide brilian, tetapi bagaimana menerapkan gagasan tersebut menjadi miniatur Islam, mulai dari sakhsiyah Islamiyah, usrah Islamiyah, qaryah Islamiyah, hingga baldah thayyibah. "Kenapa harus dalam bingkai NKRI? Karena kita ada di Indonesia, tidak ada Persis Arab Saudi, kecuali perwakilan kita yang kuliah disana," ujarnya.

Ustaz Jeje menuturkan bahwa Ormas adalah organisasi sosial dan penyeimbang kebijakan negara. Menurut dia, Ormas berbeda dengan aliran sesat yang menisbatkan mazhab menjadi aliran agama.

"Kenapa kita lebih ke NKRI? Karena kita untuk Indonesia bukan untuk luar negeri, berbeda dengan gerakan trans-nasional, mereka membuat gerakan di negaranya dan di transfer ke Indonesia, ini yang tidak membuat stabil negara," ujarnya.

Ustaz Jeje berharap tema ini menjadi landasan dan inspirasi gerakan dakwah di abad kedua Persis. "Tentu dari tema ini diharapkan ada perbaikan dari tatanan kita mengelola jamiyyah, sehingga ada perbaikan minimal untuk kampung dan negeri kita," katanya.

Sumber: Indonesiainside.id

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB