Edisi.co.id, Bandung - Pesantren Abad Milenial. Sebutan itu nampaknya tepat disematkan kepada SMP Prima Cendekia Islami. Betapa tidak, sekolah yang memiliki tagline Sekolah Digital Untuk Generasi Milenial Qurani itu, selain berbasis teknologi informasi dan digitalisasi dalam seluruh proses pembelajaran dan pengadministrasian kelembagaan, juga menerapkan Metode Maqdis untuk tahfiz Qur'an.
Selain itu, sekolah ini mengusung konsep merdeka belajar yakni belajar bersama yang mana guru menempatkan diri sebagai promotor, fasilitator, organisator, korektor dan manager belajar murid. Sehingga diharapkan dari konsep ini melahirkan generasi yang mampu menjawab realitas kehidupan, membuahkan prestasi yang nyata, aktualisasi diri, mengembangkan potensi pribadi dan merdeka untuk bercita-cita.
Menurut Alfani Kamil, salah seorang guru tahfiz di SMP Prima Cendekia Islami, tagline sekolah digital itu semakin luar biasa dengan ditambah program unggulan tahfizh Al Qur'an. Sedangkan kita tahu siapa saja yang menjadikan Al Qur'an sebagai dasar pendidikannya maka dia adalah sebaik-baik manusia, sebaik-baik pendidikan, sebaik-baik guru, sebaik-baik murid, sebaik-baik majlis.
"Bahkan dikatakan dalam suatu hadits Allah memiliki keluarga dikalangan manusia, ketika ditanyakan kepada Rasulullah SAW siapakah keluaga Allah tersebut? Maka beliau SAW menjawab mereka adalah Ahlul Qur'an (Orang yang selalu membaca Al Qur'an, menghafalnya, mentadabburi, mengamalkan isinya termasuk juga mereka yang menjadikan Al Qur'an sebagai dasar pendidikannya) merekalah keluarga Allah, hamba yang diprioritaskan dan dikhususkan oleh Allah," kata Alfani Kamil, Selasa (1/6/2021).
-
Lebih jauh, Alfani Kamil menjelaskan konsep tahsin di sekolah itu memakai metode MAQDIS. Tujuan kami dengan memakai metode ini adalah agar memunculkan kebiasaan baru dalam membaca Al Qur'an yang merdu dengan lantunan berbagai irama bacaan. Memberantas buta bacaan Al Qur'an dalam waktu enam bulan dan mengubah suasana belajar Al-Qur'an menjadi asik dan menyenangkan.
Diharapkan dengan metode tahsin tersebut para siswa SMP Prima Cendekia Islami dapat terbebas dari buta baca Al Qur'an sehingga pada level berikutnya mereka sudah bisa mandiri dalam membaca Al Qur'an dengan lancar dan merdu. Karena kami yakin tidak ada manusia yang tidak bisa belajar apalagi belajar Al Qur'an yang sudah dijamin oleh Allah kemudahannya dalam surat Al Qomar.
"Dan kami yakin pula bahwa tidak ada manusia yang memiliki suara jelek, setiap manusia dibekali oleh Allah suara yang indah hanya mungkin ada yang buta nada dan tidak cocok dengan irama tertentu," tuturnya.
Adapun untuk konsep tahfizh insyaallah target selama 3 tahun dapat hafalan mutqin 3 juz (Juz 30, 29, 28). Setiap harinya siswa akan dibimbing untuk dapat menghafal Al Qur'an hanya 4 ayat, sehingga dalam 1 minggu (5 hari KBM) dapat 20 ayat, satu bulannya dapat hafal 40 ayat, selama 6 bulan (1 semester) hafal 405 ayat Al Qur'an yang bila dihafal dari juz 30 surat an naba, siswa mampu hafal sampai surat ad dhuha (15 halaman/setengah juz lebih 5 halaman) dan pada semester 2 cukup 2 bulan siswa mampu membereskan hafalan juz 30. Bahkan realitanya bisa lebih cepat lagi.
Cukup dalam waktu 8 bulan atau kurang dari satu tahun, para siswa mampu menghafal 1 juz dari Al Qur'an dengan mutqin. Konsep tahfizh ini disesuaikan dengan metode menghafal HAMIM MAQDIS yang mengusung cara menghafal dengan irama yang merdu, asik dan menyenangkan.
"Tentu saja konsep tahsin tahfizh ini disesuaikan dengan konsep sekolah yang berbasis digitalisasi. Sehingga, alat belajarnya memadukan antara alat peraga langsung dan alat peraga digital yakni memakai mushaf dan buku atau pdf tahsin untuk pegangan, memakai layar digital untuk visual aids, sound aktif untuk audio aids atau audio visual, aplikasi untuk memudahkan konten pembelajaran," pungkasnya.