Edisi.co.id, Bandung - Pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA, menyatakan bahwa proses pendidikan haruslah menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Prof. Dinn mengutip pepatah bijak; “Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan di zaman mu.”
Sejalan dengan itu, di era teknologi digital saat ini, Prof. Dinn mengemukajan bahwa “Technology will not replace great teacher but technology in the hands of great teachers can be transformational”. Teknologi tidak akan menggantikan guru yang hebat, tetapi teknologi di tangan guru yang hebat dapat menjadi transformasional.
Hal tersebut dikemukakan Prof. Dinn Wahyudin pada Workshop hari kedua di SMP Prima Cendekia Islami Baleendah, Rabu, 2 Juni 2021 bertempat di Aula SMP Prima Cendekia Islami.
SMP Prima Cendekia Islami kembali memberikan pembekalan kepada para gurunya untuk menghadapi Tahun Ajaran Baru 2021-2022. Workshop sesi pertama di hari ke dua ini mendaulat Prof. Dinn Wahyudin bersama Hj. Siti Komariah, Dra., M.Si., Ph. D. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI sebagai nara sumbernya.
Menurut Prof. Dinn, di era digital saat ini, maka leading sectoral dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah guru. Karenanya, guru harus senantiasa berpatokan terhadap standar nasional pendidikan. Guru tidak lagi the only sources dalam pembelajaran, tetapi dengan merdeka belajar siswa diarahkan untuk berpikir kritis dan mahir menggunakan Big Data. “Mari kuatkan literasi kita, mari kita kuatkan literasi anak didik kita”. tegas Prof. Dinn.
Prof. Dinn mengajak pula agar civitas akademika SMP Prima Cendekia Islami sebagai satuan pendidikan harus memiliki desain kurikulum, apapun nantinya kurikulum yang berlaku. Pada dasarnya perubahan kurikulum itu pasti, namun tidak akan radikal. Oleh karena itu kepala sekolah dan seluruh civitas akademik harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Adanya merdeka belajar dan mengajar merupakan kesempatan besar bagi para guru untuk berinovasi. Manfaatkanlah berbagai platform teknologi untuk pembelajaran di sekolah yang strategis. “kita hidup di abad 21, jangan ajarkan siswa-siswa kita seperti pada abad 19 atau 20 karena sudah tidak sesuai.” tegas Prof Dinn.
Sejalan dengan Prof. Dinn Wahyudin, pemateri lainnya, Siti Komariah, Ph. D, mengemukakan bahwa saat ini, para siswa sudah masuk Generasi Z. Generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi. Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Y. Generasi ini merupakan generasi peralihan Generasi Y dengan teknologi yang semakin berkembang.
Generasi ini sering pula disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Y, tetapi lebih piawai dalam mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Mereka menjadi komunitas Native Digital.
Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka. Dari Generasi Z, telah hadir Generasi Alpha yakni generasi yang lahir dalam rentang tahun 2011 sampai dengan tahun 2024.
Apapun penamaan generasinya, menurut Siti Komariah, Ph.D ahlak mulia, tetap menjadi penghela utama. Saya menyambut baik tagline sekolah ini, yakni sekolah digital untuk generasi muslim milenial Qurani yang religius, unggul, cerdas, dan berahlak mulia. Meskipun berada di era digital, namun tetap berpijak pada nilai nilai religiusitas. Ini modal dasar yang paling berharga bagi generasi Z dan generasi Alpha.
Pada bagian akhir, Prof. Dinn memberikan solusi, dalam menyikapi situasi pandemi covid 19 saat ini. Blended learning merupakan langkah yang tepat dalam sistem pembelajaran saat ini. Blended Learning yang memadukan Human Touch dengan Technological Touch secara seimbang dapat dilakukan untuk mensiasati keadaan saat ini.
Mengakhiri paparannya, Prof Dinn Wahyudin mengapresiasi apa yang telah dimiliki sekolah. “Fasilitas yang luar biasa untuk menunjang visi sekolah sebagai Sekolah Digital Untuk Generasi Muslim Milenial Qurani.” tutur Prof. Dinn.