berita

Kota yang Beradaptasi dan Berkelanjutan Terhadap Perubahan Iklim

Selasa, 6 Juli 2021 | 15:16 WIB
WhatsApp-Image-2021-07-06-at-08.02.16-768x756

Edisi.co.id - Perubahan iklim sudah semakin terlihat dan menjadi momok dari perkembangan jaman, dan telah banyak pihak menyadari akan pentingnya upaya mengantisipasi perubahan iklim tersebut. Semua pihak berupaya menekan laju perubahan iklim, mulai dari yang terkecil (mikro) di masyarakat dan keluarga hingga dalam tataran kebijakan (makro) di kota, negara bahkan dunia. Pada perkotaan, dampak perubahan iklim lebih terasa, minimnya pepohonan, turunnya permukaan tanah, sulitnya air bersih, minimnya udara segar akibat polusi adalah permasahan sehari-hari di perkotaan. Hal itu sekaligus menggambarkan ketahanan daya dukung perkotaan dalam upaya beradaptasi menuju kota yang tangguh sebagai kota layak huni, kota hijau, kota produktif, kreatif dan inovatif serta sangat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat perkotaan baik secara fisik dan psikologis.


Berbagai studi dan upaya pembenahan di berbagai bidang ]telah dilakukan untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim di perkotaan. Pembenahan dilakukan dari semua sisi dan tidak bisa dilakukan secara parsial, tapi harus oleh semua pihak dengan kesadaran dan tujuan yang sama untuk kehidupan yang sustainable. Situasi tersebut menjadikan semua pihak mesti mampu melihat kembali dan menata ulang sebuah kota agar mampu beradaptasi dengan perubahan iklim untuk melihat kembali kebijakan untuk lebih berwawasan lingkungan.

Perkotaan sebagai pusat bisnis dan jasa tidak bisa hanya mengedepankan keuntungan finansial, harus melihat keberpihakan pada lingkungan yang akan memberikan keuntungan secara jangka panjang di masa depan manusia. Penataan ulang pada perkotaan yang berkelanjutan dilakukan dengan program yang terintegrasi dan terencana baik, agar memiliki goal yang tepat dan efesien. Mulai dari pendataan keseluruhan yang terintegrasi (big data), seperti data statistik kependudukan, kemiskinan, layanan dasar, infrastruktur, urbanisasi, lahan pertanahan, industri dan jasa serta lainnya akan memberikan dasar sebagai penentuan perencanaan dan kebijakan yang efektif dan efesien, sekaligus menghindari pertumbuhan yang sprawl dalam sebuah kota. Dengan data yang kuat maka perencanaan kota dengan kebijakan dengan konsep kota berketahanan yang beradaptasi dengan masa depan menjadi lebih efektif dan tepat.

Selanjutnya, kebijakan kota tersebut dengan memperhatikan semua aspek terutama aspek lingkungan yang menjadi rumah bagi kehidupan manusia diharapkan mampu mengembangkan secara bijak seluruh aset yang dimilikinya seperti aset manusianya, lingkungan, kehidupan budaya, kreativitas, intelektualitas, dan sumber daya alam untuk diexplore dengan bijak yang beradaptasi dengan perubahan iklim. Kota yang beradaptasi secara berkelanjutan akan mendorong masyarakatnya dengan ide-ide besar yang kreatif mengelola lingkungan untuk perubahan serta mengakomodasi kebutuhan masyarakatnya. Sistem perkotaan dirancang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif, aman, tangguh, dan berkesinambungan. Sesuai dengan Kebijakan Perkotaan Nasional/KPN (Bappenas, 2019) fokus pembangunan perkotaan meliputi perumahan dan infrastruktur layanan dasar yang layak, aman, mudah diakses, peningkatan kulitas kawasan kumuh, sistem transportasi ramah lingkungan dan terjangkau. Keseimbangan kawasan dengan infrastruktur permukiman seperti rumah tapak atau juga hunian vertikal (apartemen, flat, rumah susun), sekolah (dan pelatihan keterampilan), pasar rakyat/pasar daring), perkantoran (kantor virtual, ruang kerja bersama, ekonomi kreatif), dan RTH (taman, kebun pangan, lapangan olahraga, hutan kota, taman permakaman), jaringan pipa air bersih, instalasi pengolahan air limbah komunal, pemanfaatan energi terbarukan, pengolahan pemilahan sampah yang ramah lingkungan. Begitu juga dengan urbanisasi yang mesti terintegrasi, inklusif, dan berkelanjutan, mensinergikan kota-desa, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, pengurangan resiko bencana termasuk dalam penanganan bencana kesehatan seperti Covid-19.

Kota juga harus mampu beradaptasi dengan kemudahan teknologi yang disruptive sekaligus mendorong percepatan dengan layanan online dalam tranportasi seperti ojek atau jasa jual beli online yang kian menjadi kebutuhan masyarakat terlebih di masa Pandemi Covid-19 , namun sekaligus mengkerdilkan pola jasa dan bisnis konvesional. Hal yang tak kalah penting adalah menjadikan kota yang mampu berkompetisi dan mengembangkan budaya masyarakat yang berwawasan lingkungan seperti budaya berjalan kaki (trotoar yang memadai dan bebas PKL) atau bersepeda (infrastruktur sepeda: rambu, markah, jalur, parkir, bengkel, ruang ganti, sepeda sewa) ke sekolah, pasar, kantor, tempat ibadah, taman, halte, atau stasiun terdekat, memberdayakan ekonomi lokal dengan membeli dari tetangga. Ini semua mesti dibangun oleh kota ditengah perkembangan menuju era digital 5.0.

Utoyo Harjito,

Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana Kajian Pengembangan Kajian Perkotaan

di Sekolah Kajian Stratejik dan Global-SKSG, Universitas Indonesia.

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB