Edisi.co.id- Harga minyak mengalami penurunan pada hari Kamis. Hal ini disebabkan oleh permintaan dari berbagai negara yang mulai tersendat akibat adanya rencana pembatasan masuk untuk wisatawan yang berasal dari China.
Dikutip dari Reuters, China sudah membuka lockdown di berbagai wilayah negara, tetapi terjadi kenaikan infeksi dan membuat syarat perjalanan menjadi lebih ketat di berbagai negara yang sering dikunjungi oleh para turis China.
Reuters menyebutkan harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun menjadi US$ 82,26 atau turun 1,2% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Lalu minyak West Texas Intermediate AS tercatat US$ 78,4 per barel atau turun 0,7%.
Baca Juga: Ferdy Sambo Cabut Gugatannya Terhadap Jokowi Dan Kapolri
Analis Minyak Kpler Matt Smith menjelaskan memang harga minyak mentah makin tertekan pada akhir tahun ini.
Analis Minyak Kpler Matt Smith menjelaskan memang harga minyak mentah makin tertekan pada akhir tahun ini.
Dia menyebutkan pasokan minyak mentah AS naik pada pekan lalu karena impor naik dan ekspor yang mengalami penurunan.
Analis UBS Swiss Giovanni Staunovo menyebutkan jika saat ini banyak investor yang khawatir dengan kondisi naiknya suku bunga. Tak cuma itu pasar juga khawatir dengan pergerakan dolar AS yang bisa membuat harga minyak bergejolak dan mempengaruhi mata uang negara lain.
Lalu analis pasar senior di OANDA Craig Erlam menjelaskan OPEC+ bisa mengumumkan kapan saja terkait produksi minyak. "Bisa tiba-tiba semuanya berubah. Belum lagi perang Rusia dan Ukraina," jelasnya.
Artikel Terkait
KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni
Jelang Peresmian Ruko di The Avenue Citra Raya, Produsen Kue dan Roti Rumah Brownies Gelar Tahadus Bin Ni’mah
Resmi! Presiden Jokowi Cabut Status PPKM di Indonesia