Edisi.co.id - Sejumlah elemen masyarakat Jakarta Utara yang tergabung dalam Solidaritas Anak Priok siang ini, Senin (24/2/2020) melakukan unjuk rasa di Taman Impian Jaya Ancol. Sebelum menuju Ancol masa berkumpul terlebih dahulu di depan Masjid Al Husna Tanjung Priok untuk selanjutnya konvoi menunju Pintu Barat Tamam Impian Jaya Ancol tempat titik pengunjuk rasa berkumpul.
Dari surat pemberitahuan yang di ajukan kepihak Polres Metro Jakarta Utara disebutkan jumlah masa yang melakukan unjuk rasa sekitar 500 orang.
Dengan menggunakan mobil komando masa dari Solidaritas Anak Priok ini melakukan 4 (empat) tuntutan kepada pihak Manajemen Ancol. Ke empat tuntutan tersebut adalah, memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Jakarta Utara. Awasi pembangunan properti di dalam wilayah Ancol, menjadikan Ancol sebagai pantai publik, dan terakhir adalah stop pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.
Ketika di hubungi edisi.co.id, Kordinator lapangan aksi Cepi Budianto mengatakan, latar belakang dari aksi ini adalah kami ingin masyarakat Jakarta Utara memiliki akses ke pantai yang selama ini telah hilang. Selain itu kami mangajukan 4 (empat) tututan kepada pihak Ancol.
"Yang pertama kami ingin 50 persen karyawan Ancol harus dari Jakarta Utara, Jangan lagi ada PHK sepihak terhadap karyawan tanpa didasari aturan yang jelas, kemudian kami ingin transparansi terhadap proyek pembangunan yang ada di dalam Ancol." Kata Cepi.
-
Selanjutnya Cepi mengatakan, pecat terhadap komisaris yang melakukan kesewenang-wenangan twrhadap karyawan di Ancol, kami mensinyalir manajemen melakukan pemecatan karyawan dari Jakarta Utara secara sepihak tanpa di dasari aturan.
"Kami akan melakukan aksi di Balai Kota DKI jika tuntutan disini (Ancol) tidak ditindak lanjuti." Ujar Cepi.
Rika Lestari Humas Ancol ketika di hubungi via telpon oleh Edisi terkait unjuk rasa masyarakat Tanjung Priok mengatakan, kami belum punya statmen terhadap aksi ini.(Ihm)