Aat Surya Safaat : Anak-Anak Palestina Butuh Perhatian Dunia

photo author
- Senin, 2 Maret 2020 | 12:10 WIB
IMG-20200302-WA0185
IMG-20200302-WA0185

 

Edisi.co.id - Wartawan Senior Aat Surya Safaat menyatakan, anak-anak Palestina saat ini membutuhkan perhatian dunia internasional karena mereka mengalami kekejaman yang terus-menerus dari penjajah Zionis Israel.
“Oleh karena itu, saya mengajak teman teman media untuk terus menggelorakan penyelamatan anak-anak A-Qus ke dunia internasional,” katanya kepada pers di Jakarta, Senin. Jumpa pers terkait penyelamatan Anak-anak Palestina itu diselenggarakan oleh Aliansi Indonesia Bela Anak Al Quds yang merupakan koalisi beberap LSM yang peduli masalah kemanusiaan di Palestina.

Mengutip Aliansi Indonesia Bela Anak Al Quds, Aat mengemukakan, setidaknya dua ribu anak Palestina meninggal dalam dua dekade terakhir, dan sepanjang tahun 2019 penjajah Israel telah membunuh 33 anak dan menculik 745 anak Palestina ke penjara Israel.
Direktur Pemberitaan/Pemimpin Redaksi Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA 2016-2017 itu lebih lanjut menyatakan, media di Indonesia dan di dunia internasional tidak boleh diam melihat persoalan kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan itu.

Ia secara khusus menyoriti pentingnya media massa dalam menyuarakan dan mengkampanyekan penyelamatan anak-anak Palestina yang sejatinya tidak tahu-menahu urusan politik di Tanah Airnya.
Keberadaan dan peran media massa dinilianya sangat penting dalam membentuk opini dunia bagi penyelematan generasi muda di Palestina, sebagai satu-satunya negara di dunia yang belum terbebas dari penjajahan sejak pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.

"Bayangkan, Vietnam dahulu bisa menang melawan Amerika karena kekuatan media. Ketika itu banyak anak-anak muda dari kalangan milter Amerika yang menjadi korban kekejaman perang, sehingga berkat opini media kemudian Amerika menghentikan perangnya melawan Vietnam,” katanya.
Peraih “Press Card Number One” pada Hari Pers Nasional di Banjarmasin Kalimantan Selatan 9 Februari 2020 itu menyatakan, seharusnya sekarang kalangan jurnalis juga bisa melakukan hal yang sama, yaitu menghentikan kekejaman Israel terhadap anak-anak Palestina.

Ia menilai, media massa bisa berperan melakukan “second track diplomacy” untuk mendorong negara-negara besar dan berpengaruh seperti Amerika, Russia, dan China untuk menghentikan kekejaman Israel terhadap anak-anak Palestina.
Salah satu pendiri ”Mi’raj Islamic News Agency” (MINA), kantor berita yang menyiarkan berita dalam Bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab itu juga mengungkapkan telah terbentuknya Aliansi Media Muslim Internasional atau IMMA (International Muslim Media Alliance) pada 26 Mei di Jakarta.
“Salah satu tujuan pembentukan aliansi media internasional itu adalah melawan pemberitaan negatif tentang Palestina. Tetapi peran aliansi untuk pertukaran dan pengutipan berita dunia islam itu nampaknya belum efektif,” kata Pembina Media Fakta Hukum Indonesia (FHI) dan Asesor Uji Kompetensi Wartawan PWI itu.

Ia juga menegaskan, isu Palestina merupakan isu kemanusiaan, bukan hanya semata-mata masalah agama. Karena jika bicara Palestina, di sana terdapat tiga agama, yaitu Islam, yahudi, dan Kristen.
“Bukan hanya wartawan, di era digital ini siapapun, di setiap pena, laptop, handphone atau di setiap ruang di mana kita bisa menulis, maka menulislah tentang penyelamatan anak-anak Palestina. Kekuatan tulisan di era medsos ini lebih berpengaruh dari senjata militer,” katanya menambahkan. (ES)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X