Edisi.co.id - Wabah Covid-19 berdampak pada hampir semua sektor kehidupan, apalagi sektor ekonomi global. Bahkan pengaruh besar begitu terasa di lapisan masyarakat bawah seperti kepada para pedagang kaki lima.
Yadi pemuda asal Cirebon yang mengadu nasib dikota Tangerang pun turut mengalami hal yang sama yaitu sulitnya mencari penghasilan akibat pandemi Covid-19.
Pasalnya, Yadi yang sehari-hari berprofesi sebagai penambal ban dan juga pedagang masker kain, sarung tangan dan kaca spion motor ini, pernah hanya mendapatkan omzet sekitar 30 ribu sampai 50 ribu per harinya. Ini baru omzet yah bukan bersih yang harus saya bawa pulang.
Menurut Yadi, pada masa awal pandemic masuk Indonesia omzet tidak begitu berpengaruh, bahkan ada kenaikan omzet ketika pemerintah mengeluarkan seluruh masyarakat wajib memakai masker kain.
"Penjualan masker kain naik tajam. Tetapi lagi-lagi masker kain pernah sangat sulit didapat, sekali ada harganya pun sudah naik. Saya sempat mengalami tidak ada stok masker kain. Dan sekarang di masa PSBB dimana masyarakat dilarang keluar rumah, jadi omzet dari tambal ban pun minim sekali. Karena pemakai kendaraan bermotor tidak ada yang keluar rumah. Sebagian kantor dan pabrik tutup." Kata Yadi, ketika bercerita ke wartawan Edisi.co.id, Kamis (7/5/2020).
Yadi yang sudah 12 tahun menjadi tambal ban dan penjual masker kain, sarung tangan dan kaca spion di Jalan Daan Mogot KM 18 ini tetap optimis menjajakan dagangannya. Mau gimana lagi, saya kan harus menafkahi istri dan anak saya. Saya harus tetep berjualan.
Yadi tetap buka dari jam 07.00 sampai dengan jam 18.00.
Demi meringankan beban biaya hidup rumah tangganya, Yadi sudah dari awal memulangkan istri dan anaknya ke Cirebon.
"Lumayan biaya hidup dikampung kan murah, bisa makan seadanya. Dibanding harus hidup di Jakarta seperti saat sekarang ini, untuk makan sendiri 3 (tiga) kali sehari saja susah, apalagi bersama anak dan istri." Imbuh Yadi.
Terkait pemberian bantuan, sampai saat ini Yadi belum pernah menerima bantuan apapun. Saya makan secukupnya aja. Kata Yadi yang tinggal tidak jauh dari tempatnya berdagang yaitu didaerah jembatan Ampera Jl. Daan Mogot Tangerang
Apakah Yadi akan pulang kampung nanti mendekati hari lebaran? In syaa Allah saya akan coba pulang kampung. Saya kan gampang bisa naik motor sendirian dan irit.
Yadi berharap disisa hari jelang lebaran ini diberikan oleh Allah rezki yang lumayan, jadi ada sisa buat pulang kampung untuk anak istri.
Reporter - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Editor: Ilham Dharmawan