Edisi.co.id, Jakarta - Kembali viral baru-baru ini di media sosial penerima paket yang menggunakan layanan COD (Cash On Delivery) memaki kurir sampai mengeluarkan senjata tajam (sajam) karena barang yang dipesan secara online tidak sesuai yang di inginkannya. Karena sebelumnya dalam waktu yang amat singkat seorang ibu juga memaki-maki kurir.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia Mohamad Feriadi mengapresiasi langkah kinerja Kepolisian yang langsung mengamankan pelaku.
“Ia juga menyesalkan hal ini terjadi lagi dalam waktu yang sangat singkat,” kata Mohamad Feriadi kepada edisi.co.id, Rabu (26/5/2021).
Masyarakat harusnya sangat memahami fungsi COD itu sendiri. COD itu memudahkan masyarakat yang tidak mempunyai akses Bank, internet Banking atau pun jenis pembayaran on line lainnya. Agar masyarakat tetap dapat bertransaksi secara online karena pembayaran dilakukan secara langsung dan tunai setelah barang tiba.
Mohamad Feriadi menjelaskan bahwa, tugas kurir hanya mengantar barang kepada konsumen, selebihnya dengan kondisi dan jumlah barang yang ada didalam paket bukan menjadi tanggung jawab kurir.
“Terkait kondisi dan jumlah barang tidak sesuai dengan pesanan, pembeli bisa menghubungi pihak penjual itu sendiri,” jelas Mohamad Feriadi
Masalah ini bagi Asperindo adalah sebagai satu fenomena yang perlu disikapi .
“Saya mendorong Asperindo juga ikut melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai COD. Walaupun pada dasarnya COD itu kesepakatan penjual dan pembeli,” tuturnya.
Sekali lagi ini bukan salah kurir dan tidak semestinya keluhan disampaikan dengan amarah berlebihan, apalagi mencaci maki petugas pengantar paket dan sampai mengeluarkan senjata tajam.
“Feriadi meminta kepada perusahaan kurir itu bekerja, bisa mengambil langkah legal action jika itu diperlukan,” pungkas ketua Umum Asperindo dua periode.