Edisi.co.id - Perusahaan umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) akan mengalami kerugian, karena penyaluran beras yang lebih kecil dibandingkan dengan biaya penyerapan gabah dan beras petani, termasuk ongkos kirimnya.
"Tentu potensi bulog merugi itu pasti. Kenapa? Ya kita uangnya pinjam, bunga itu komersil berjalan terus," kata Budi Waseso (Buwas) Direktur Utama Perum Bulog.
Lebih lanjut, Buwas mengungkapkan sejumlah kondisi yang membuat Bulog berpotensi merugi.
Baca Juga: Pelaku Penghina Suku Betawi Ditangkap Polisi, Terancam Penjara 5 Tahun
Seperti dikutip dari pikiran-rakyat.com, ia mengatakan "Yang paling mendasar, adalah hilangnya pangsa pasar Bulog untuk menyalurkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang diserap dari petani." jelasnya.
Perlu diketahui, Sejak bantuan sosial (bansos) beras untuk rakyat sejahtera (rastra) dihentikan dan diganti oleh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Bulog kehilangan pangsa pasar sebanyak 2,6 juta ton setahun untuk menyalurkan beras CBP.
Baca Juga: Pemerintah Kota ( Pemkot ) Depok memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia 2021
Buwas menyebut saat ini Bulog hanya menyalurkan CBP untuk keperluan operasi pasar dan bantuan bencana alam yang jumlahnya sekitar 850 ribu ton setahun.
Di luar itu, Bulog bisa menyalurkan CBP apabila ada program yang dijalankan atau tidak rutin, seperti bantuan beras PPKM dan lainnya
Sementara itu, Bulog juga tidak memiliki kewenangan untuk menyalurkan beras CBP, kecuali untuk kebutuhan operasi pasar guna menstabilkan harga beras.
Penyaluran CBP harus melalui penugasan pemerintah karena CBP merupakan beras milik negara.