Edisi.co.id - Sebagai seorang ibu, Wastini sangat menyadari akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Dia ingin anaknya melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi.
Namun kondisi ekonomi keluarganya yang serba kekurangan menjadi tantangan baginya untuk bisa mewujudkan keinginan itu. Pendapatan suaminya pas-pasan, hanya cukup untuk makan sehari hari.
Baca Juga: Sistem Bayar Tol Nirsentuh Akan diterapkan Tahun Ini
Melihat kenyataan itu, Wastini tak mau tinggal diam. Dia tak mau hanya pasrah pada nasib. Karena itu dia mencoba mencari tambahan penghasilan bagi keluarganya agar bisa membiayai sekolah anak-anaknya.
Langkah pertama yang dia lakukan yaitu berjualan jajanan untuk anak-anak. Namun pendapatan yang dia peroleh tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Kemudian dia beralih usaha dengan membuat kerupuk pareredan. Anehnya, ide membuat kerupuk itu justru terinspirasi dari tugas sekolah anaknya.
Suatu hari anaknya mendapat tugas prakarya dengan tema "Kerupuk". Wastini yang sangat antusias agar anaknya bisa kuliah, membantu tugas itu.
Hasil prakarya itu ternyata sangat disukai gurunya. Bahkan gurunya membeli kerupuk tersebut.
Dari pengalaman itu akhirnya Wastini tergerak untuk mengembangkannya dengan membuka usaha "Kerupuk Pareredan".
Meski pada awalnya produk yang mampu dibuat masih terbatas karena modalnya sangat minim, namun peminatnya cukup banyak.
Hampir seluruh golongan masyarakat menyukainya, sehingga permintaan pun terus meningkat.
Di tengah keterbatasan modal itu, suatu hari Wastini bertemu dengan petugas (AO) dari PNM Mekaar yang sedang melakukan sosialisasi di dekat rumahnya.
Setelah mendapat penjelasan, akhirnya Wastini ikut bergabung. Setelah pembiayaan cair, Wastini langsung memanfaatkannya untuk modal usaha.
Dengan tambahan modal itu, produksi bisa ditingkatkan dan pemasaran makin diperluas.
Wastini sangat berterimakasih kepada PNM Mekaar telah membantu permodalan dan selalu memberikan motivasi untuk lebih maju.