Edisi.co.id - Saat ini Indonesia memang bukan pengimpor produk pertanian utama Amerika, meski volumenya terus meningkat. Secara umum, dalam setahun terakhir, volume perdagangan Indonesia dan Amerika mengalami pertumbuhan yang cukup baik, kata Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.
“Kita cukup bersyukur karena perdagangan antara Indonesia dan Amerika dari tahun 2020-2021 mengalami peningkatan yang cukup tinggi, kurang lebih 36 persen, kurang lebih 37 miliar dolar. Sampai bulan Juli, kenaikan pun dibandingkan tahun 2021 mengalami kenaikan 20 persen.”
Baca Juga: Bagaimana Gambaran Surga Dalam Islam?
Pada target yang memperluas lebih banyak komoditas pertanian khas Indonesia di Amerika, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo lantas mengundang publik AS, khususnya diaspora Indonesia yang menetap di negeri Paman Sam, untuk “membisniskan” komoditas-komoditas tersebut di sela-sela pertemuan musim gugur IMF dan Bank Dunia di Washington DC.
Pengunjung bisa melihat-lihat produk pertanian Indonesia, dari keripik jamur hingga manisan jahe pada pameran itu. Tidak hanya itu, kita juga bisa mencicipi aneka jenis kopi nusantara dengan cita rasa yang berbeda-beda. Syahrul mengklaim pameran “iseng-iseng” yang sudah digelar kementeriannya di sedikitnya sembilan negara itu telah membukukan kerja sama hingga Rp7,2 triliun dalam satu tahun.
Data Departemen Perdagangan AS sendiri menunjukkan, AS adalah negara sumber impor produk pertanian terbesar kedua Indonesia, dengan kedelai, gandum, dan buah segar sebagai komoditas yang paling banyak diekspor AS ke Indonesia. Sementara Indonesia merupakan pengekspor komiditas pertanian terbesar ke-10 bagi AS.