Angka Pengangguran AS Meningkat Buat Harga Emas Naik

photo author
- Kamis, 10 November 2022 | 11:45 WIB

Edisi.co.id - Harga logam mulia atau emas mulai naik, setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan jumlah angka pengangguran meningkat pada bulan lalu.

Baca Juga: 5 Kegiatan Seru di Tiong Bahru, Singapura

Dilansir laman treasury.id (7/11/2022) di pasaran harga emas dunia naik 0,03% ke US$1.680,72 per ounce. Pada perdagangan Jumat, 4 November 2022, harga emas mencapai 3,14% ke US$1.680 per ounce. Adapun harga emas Treasury hari ini berada di level Rp868.489, turun dari level Rp873.950. 

Meskipun, perusahaan di AS mempekerjakan pegawai dalam jumlah lebih banyak dari perkiraan, yaitu bertambah 261.000. Namun tingkat pengangguran Negara Paman Sam naik jadi 3,7% pada Oktober 2022. Jumlah angka pengangguran itu juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang hanya 3,6%.

Penambahan jumlah tenaga kerja 261.000 pada Oktober 2022, menjadi yang terendah sejak Desember 2020 atau dalam 22 bulan terakhir.

Data tenaga kerja yang memburuk ini memberikan harapan jika Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya. 

“Laporan tenaga kerja AS mencapai titik dari yang ingin dilihat pasar. Kondisi tersebut memungkinkan harga emas naik,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff. 

Harga logam mulia naik hampir 2,2% pekan lalu. Angka itu menjadi kenaikan terbesar mingguan sejak akhir Juli 2022. Seiring data tenaga kerja melemah, indeks dolar AS ikut merosot 1,6 persen.

Melemahnya dolar AS menjadikan emas yang dihargakan greenback, lebih murah bagi pembeli luar negeri. Bank Sentral AS pada rapat dewan gubernur (2/11/2022) kembali menaikkan suku bunga acuan (Fed Rate) 0,75% dari sebelumnya 3-3,25% jadi 3,75-4%.

Bunga acuan The Fed tersebut merupakan level tertinggi sejak 2008. Kenaikan Fed Rate ini merupakan yang keenam kalinya pada 2022 dan kenaikan 75 basis poin terjadi empat kali berturut-turut. 

Suku bunga yang tinggi akan berpengaruh buruk bagi emas. Sebab tingginya suku bunga akan meningkatkan biaya peluang saham emas yang tidak memberikan imbal hasil. 

“Variabel panjang yang terlambat dari pengetatan The Fed membuat para pedagang emas yakin bahwa mereka akan memilih laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dan memutuskan kapan harus berhenti,” kata Analis Senior OANDA, Edward Moya. 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X