Edisi.co.id - Di tengah panasnya perdebatan mengenai hak cipta dan royalti musik, Ariel NOAH akhirnya buka suara untuk menanggapi berbagai kritik, terutama dari Ahmad Dhani.
Ariel menegaskan bahwa ia ingin menciptakan sistem yang lebih fleksibel bagi penyanyi yang ingin membawakan lagunya, tanpa harus terbebani oleh proses perizinan yang rumit.
Menurut Ariel, sistem direct license yang didukung oleh Ahmad Dhani masih belum memiliki regulasi yang jelas dan bisa menimbulkan masalah baru di industri musik.
"Sebagai pencipta lagu, saya ingin mempermudah orang lain untuk bisa menyanyikan lagu saya. Karena hal itu sesuai dengan semangat awal saya menciptakan sebuah lagu, yaitu untuk menghibur semua orang yang bisa terhibur oleh lagu itu," ujarnya dalam video yang diunggah di Instagram.
Ariel juga menekankan bahwa negara perlu hadir dalam mengatur mekanisme hak cipta, agar tidak terjadi kebingungan dan perpecahan di kalangan musisi serta pencipta lagu.
"Jadi menurut saya yang paling penting sekarang adalah negara hadir untuk mengatur sementara waktu sampai undang-undang yang baru selesai direvisi dan LMK harus secepatnya memperbaiki kinerjanya," lanjutnya.
Meskipun ia memahami bahwa sistem LMK saat ini masih memiliki banyak kekurangan, Ariel tetap yakin bahwa solusi terbaik adalah memperbaikinya, bukan menghapusnya.
Ariel mengungkapkan bahwa direct license mungkin bisa diterapkan oleh beberapa musisi tertentu, tetapi bukan pilihan yang ideal bagi semua pencipta lagu.
"Kalau untuk saya pribadi, sebagai pencipta lagu saya merasa tidak mampu untuk melaksanakan direct licensing seperti yang dibicarakan saat ini. Saya masih membutuhkan LMK untuk mendapatkan atau mengelola hak saya. Tentunya LMK yang kredibel dan bisa dipercaya," tegasnya.
Ariel juga menyoroti bahwa kekecewaan terhadap LMK tidak hanya dirasakan oleh pencipta lagu, tetapi juga oleh promotor pertunjukan.
"Saya berasumsi direct licensing ini muncul atas dasar kekecewaan para pencipta lagu kepada LMK yang berfungsi melaksanakan hak ekonomi mereka," katanya.
Namun, ia mengingatkan bahwa jika LMK bisa diperbaiki dan dikelola dengan lebih transparan, maka sistem ini masih bisa menjadi solusi yang lebih efisien dan adil bagi semua musisi.
Menurutnya, direct license tidak selalu praktis, terutama bagi pencipta lagu yang tidak memiliki waktu dan sumber daya untuk mengurus perizinan secara mandiri.
"Saya rasa dari sinilah muncul inisiatif untuk direct licensing yang dicontohkan sekarang atau izin disepakati dan ditransaksikan langsung dengan pencipta lagu tanpa masuk dalam mekanisme LMK. Atas dasar kekecewaan dan ketidakpercayaan terhadap LMK," ujarnya.