12 September 2023, Seabad Kehadiran Persis

photo author
- Selasa, 12 September 2023 | 21:20 WIB
(Ilustrasi) Devilee bendera Persatuan Islam (Persis) - Foto: Henry lukmanul Hakim
(Ilustrasi) Devilee bendera Persatuan Islam (Persis) - Foto: Henry lukmanul Hakim

Oleh Dadan Wildan Anas Sekretaris Majelis Penasehat PP. Persis

12 September 2023, tepat 100 tahun usia organisasi Persatuan Islam (Persis). Persis didirikan di Bandung, pada 1 Shafar 1342 H/12 September 1923 M. Didirikan oleh Haji Zamzam dan Haji Mohammad Yunus, dua orang saudagar asal Palembang. Dalam seabad berkiprah di negeri ini, Persis telah mewariskan literasi Islam, melahirkan para mujahid dakwah, memberikan keteladanan kepada umat, hingga ikut serta dalam memberi arah dan dasar-dasar berdirinya NKRI. Warisan intelektual Persis telah menginspirasi dan menumbuh suburkan tamansari intelektual pemikiran keislaman di Indonesia. 

Seabad kehadiran Persatuan Islam (Persis), telah dikawal oleh para mujahid dan mujaddid yang tangguh. Dari Tuan Ahmad Hassan hingga Mr. Mohammad Natsir; dari KH. Isa Anshary hingga Ustad Endang Abdurrahman; dari Ustad Latief Mukhtar hingga Ustad Shiddiq Amien; dan dari Prof. Maman Abdurrahman hingga KH. Aceng Zakaria. Mereka telah menanam  biji pemikiran yang membuahkan keteladanan. Gerak perjuangan Persatuan Islam (Persis) tidak terbatas pada persoalan-persoalan ibadah dalam arti sempit, tetapi meluas kepada persoalan-persoalan strategis keumatan, terutama pada urusan muamalah dan peningkatan pengkajian pemikiran keislaman.

Baca Juga: Anies Baswedan : Kegiatan Investasi yang Memicu Penderitaan Rakyat Perlu Dikoreksi

Di era kesejagatan saat ini, masihkah Persatuan Islam (Persis) akan tetap berpegang pada jargon mengembalikan umat kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan memberantas takhayul, bid’ah, dan khurafat, sebagaimana di awal berdirinya seratus tahun lalu? Studi yang dilakukan Howard M. Federspiel---profesor Ilmu Politik di Ohio State University yang menaruh perhatian pada organisasi Persis sejak tahun 1970-an--dalam buku Labirin Ideologi Muslim, memberikan kategorisasi Persis sebagai organisasi dari kelompok muslim modernis yang mencurahkan perhatiannya pada promosi Islam puritan. Persatuan Islam (Persis) di era kegemilangannya, merupakan perhimpunan ideologis dan sangat kontroversial. Sumbangan penting Persis dalam pentas sejarah Islam Indonesia, terletak pada upayanya dalam mendefinisikan penegakkan Islam, menentang praktik keagamaan pribumi dan tradisi,  serta memisahkan dengan tegas antara sunnah dan bid’ah; antara halal dan haram.

Kontribusi pemikiran Persatuan Islam (Persis) dalam seratus tahun terakhir ini, lebih banyak dilahirkan dari hasil pemikiran Ahmad Hassan, sebagai guru utama Persis. Pemikiran Tuan Hassan sejak tahun 1920-an hingga 1950-an, dalam perkembangannya tidak banyak berubah dan  identik dengan pemikiran Persis. Kalaupun ada fatwa-fatwa baru, merupakan hasil kajian dari Dewan Hisbah PP. Persatuan Islam (Persis). Di perempat abad ke 21 ini, tentu umat merindukan  kembali hadirnya Persis sebagai  pencerah sebagaimana kelahirannya di awal abad ke-20. Di era global saat ini, tentu saja aktivitas dan gerakan dakwah Persis tidak hanya bergelut  pada  pemurnian ibadah dan aqidah umat semata, tetapi harus melompat jauh untuk berkontribusi pada persoalan keumatan dan kebangsaan yang  lebih luas dan makin kompleks.

Baca Juga: Santun dan Hormat, Prabowo Sapa dan Cium Tangan Istri Para Senior di HUT ke-64 PEPABRI

Reinventing Persatuan Islam (Persis)

Duet kepemimpinan Persatuan Islam (Persis) hasil Muktamar ke-16 tahun 2022 lalu, dibawah Ketua Umum Dr. KH. Jeje Zaenudin, M. Ag., dan Wakilnya Prof. Dr. KH. Atip Latifulhayat, SH., LLM, Ph. D, kita berharap, Persatuan Islam (Persis) dapat  merespon berbagai persoalan keumatan dan kebangsaan, baik  dari perspektif Islam maupun sosial kemasyarakatan. Persatuan Islam (Persis) juga diharapkan dapat menjembatani peradaban Islam, timur, dan barat. Dalam menjalankan risalah dakwah, para pimpinan Persis harus  berkaca  kepada para tokoh Persis di awal abad 20 yang mampu menjadikan organisasi ini  menjadi besar dan mempunyai daya tarik tersendiri.  

Di era sekarang, jamaah Persatuan Islam (Persis) di seluruh tanah air juga harus berani mengubah pola, strategi, media, dan metode  dakwah yang tidak kaku, namun lebih terbuka. Para ulama Persis tidak boleh lagi bersikap eksklusif apalagi berdiri di atas menara gading. Tetapi harus terus meningkatkan kualitas dakwah dengan memberikan perhatian besar pada visi ke-Islam-an, kebangsaan,  dan kesejahteraan. Persatuan Islam (Persis) harus mengambil bagian dalam menjembatani dan membangun kebersamaan sekaligus menebarkan keteduhan, kedamaian, dan keteladanan.  Persis dapat lebih menegaskan lagi posisi dan eksistensinya sebagai salah satu ikon penting pergerakan Islam di Indonesia. Persis dapat menempati garda depan dalam merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Baca Juga: Partai Ummat Optimis Bisa Melampaui Parliamentary Threshold

Seabad Jamiyyah Persatuan Islam (Persis) tegak berdiri di negeri ini, menjadi momentum menemukan kembali jati diri Persis. Seratus tahun sudah, Persis berhasil mewacanakan Islam. Persis tercatat dalam sejarah sebagai salah satu ormas Islam yang teguh dalam pendirian menegakkan Al-Qur’an dan Sunnah. Seratus tahun kemudian, Persis saatnya membumikan Islam. Jika tidak ada lompatan besar dalam seratus tahun usianya, kebesaran Persis saat ini, hanya ada dalam artefak sejarah.

Realita saat ini, suara Persatuan Islam (Persis) hanya terdengar sayup sayup dalam dialektika dinamika pemikiran nasional apalagi internasional. Nampaknya Persis terlalu sibuk dengan urusan internal, tetapi melupakan hal-hal besar untuk memberi sumbangan pemikiran di dunia Islam sebagaimana awal kelahirannya. Dalam momentum seratus tahun Persis, sudah saatnya seluruh insan Persis dapat mengembalikan kekhasannya sebagai penghulu rujukan pemikiran Islam. Lakukan reinventing  and transforming jati diri Persis, tentu dengan kepemimpinan jamiyyah yang berfikiran maju, menasional, bahkan mendunia. Jika tidak, Persatuan Islam (Persis) hanya tinggal catatan di buku sejarah.12 S

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X