Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.*
Ada apa dengan sebagian kecil, bisa dikatakan minoritas dari masyarakat Indonesia, yang mengambil sikap berbeda dengan negara atau pemerintah Republik Indonesia?
Ketika sebagian masyarakat Indonesia, diiringi kebijakan dari pemerintahnya mengambil posisi membela, Palestina misalnya, dan konsisten dengan mendukung rakyat berikut perjuangannya, namun sebagian lagi justru mengambil langkah berbeda.
Pertanyaan ini penting untuk ditemukan jawabannya dan diberi ruang untuk mendialogkan, sikap jika tidak berkhianat atau mengkhianati negara maka sebut istilah lain berbeda dengan para pemangku tugas dan pemimpin bangsa ini.
Di mana mental nasionalisme ketika dipersandingkan dengan tindakan menjajah dan semena-mena di atas dunia dan nyata.
Baca Juga: Dunia Internasional Berharap Indonesia Bisa Selesaikan Konflik Israel-Palestina
Sikap berusaha bertindak adil dalam memandang fenomena boikot produk Israel belakang ini dapat dilihat dari Ustadz Ammi Nur Bait, beliau membedakan antara mengharamkan produk dengan sikap boikot.
Menurutnya jika mengharamkan suatu barang sebagai zat yang sepenuhnya halal maka ini dianggap mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, maka ini dilarang atau tidak boleh.
Sikap mengubah ketetapan Allah (mengharamkan apa yang dihalalkan Allah) menurutnya tidak diperbolehkan, namun sikap tersebut berupa boikot atau tidak memilih suatu produk lantaran pemiliknya memiliki kecenderungan atau melakukan tindakan maksiat dengan uang hasil perdagangan tersebut, sebagai sikap pribadi, maka ini diperbolehkan.
Tetapi jika sikap pribadi tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah atau negara, semisal seseorang mengimpor barang yang diharamkan oleh pemerintah, semisal dilarang negara namun terdapat pihak yang mengimpor maka sikap tersebut termasuk mengkhianati negara.
Pengkhianatan terhadap negara, ini tentu terlarang juga. Sikap berkhianat adalah sikap yang tidak disukai Allah, maka hal ini tentu tidak diperbolehkan.
Menuju Akhir Zaman
Sikap Israel sampai sebagaimana disaksikan hingga saat ini merupakan penegasan posisi mereka di akhir zaman.
Analisa penulis, sikap semena-mena, melampaui batas, serta jauh dari kebenaran kian hari kian menjadi-jadi, serta tampak terdapat usaha pembenaran sikap yang secara nyata bersalah.
Artikel Terkait
Ketum Persis Tersentak Hatinya Ketika Mendengar Ulama Palestina Syekh Murraweh Bercerita Tentang Gaza, Ini Ungkapanya
Difasilitasi Kapal TNI AL, Baznas kirim 50 Ton Bantuan ke Palestina
Muzani: Palestina Adalah Bangsa Pertama yang Akui Kemerdekaan Indonesia
Sound Of Humanity, Dompet Dhuafa Dorong Kepedulian Bersama Bagi Rakyat Palestina
KUA Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dan Beberapa Majlis Ta'lim Binaan Penyuluh Agama Islam Gelar Doa dan Aksi Peduli Palestina