Ketum Muhammadiyah Harapkan Pemilu 2024 Tidak Hanya Luber dan Jurdil Tapi Lebih Bermartabat, Terbuka dan Jaga Marwah Indonesia

photo author
- Minggu, 31 Desember 2023 | 14:58 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi - Foto: Dokumen pribadi
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi - Foto: Dokumen pribadi

Edisi.co.id, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan, kontestasi di Pemilu 2024 tidak untuk menang-menangan. Melainkan yang menang adalah semua, yang menang adalah Indonesia. 

Guru Besar Sosiologi ini mendorong supaya elite yang berkompetisi di Pemilu 2024 mendatang adalah negarawan. Meski belum sempurna, tetapi paling tidak mereka memiliki arah dan memiliki keterpanggilan untuk menjadi negarawan.

“Kita harus terus menyuarakan itu, bahwa elit bangsa ini mereka harus menjadi negarawan-negarawan. Tidak sempurna, tapi mereka harus ada panggilan ke situ,” kata Haedar Nashir pada Kamis (28/12) di Jakarta.

Baca Juga: Liburan Anti Macet, Tiket KA Keberangkatan Daop 5 Purwokerto Hingga 7 Januari 2024 Masih Tersedia ke Berbagai Tujuan

Sebagai negarawan, maka yang ada dibenak kontestan di Pemilu 2024 adalah tidak sekadar sebagai pertandingan untuk mencari kemenangan semata. Tidak boleh untuk meraih kemenangan Pemilu 2024, segala cara ditempuh.

Sejak digelar pada 1995, Pemilu di Indonesia yang akan dilangsungkan pada 14 Februari 2024 menjadi lebih baik, bukan malah mundur. Pemilu 2024 diharapkan tidak hanya Luber dan Jurdil.

“Tetapi juga bermartabat, terbuka, dan menjaga marwah keindonesiaan, menjaga nilai keindonesiaan. Karena itu kita jangan mengulang (pembelahan politik),” imbuhnya.

Baca Juga: Kuatkan Ukhuwah dan Visi Misi, Ketum PERSIS Mengajak Alumni Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Hadiri Reuni Akbar 6 Januari 2024

Meski Pemilu 2024 diprediksikan tidak menimbulkan pembelahan politik sebagaimana dua pemilu sebelumnya. Akan tetapi, menurut Haedar potensi pembelahan dan benturan tajam secara kualitatif tetap harus diperhatikan.

“Karena masing-masing ingin menghabisi, ingin menegasikan yang lain. Atau saling takut kalau ini menang lalu ada langkah-langkah yang mencederai demokrasi, akan menimbulkan respon secara kualitatif yang sama kerasnya,” kata Haedar.

Haedar khawatir, Pemilu lebih dari pertarungan ideologi, tetapi pertarungan kekerasan yang menimbulkan aksi dan reaksi. Padahal semua pihak, di setiap sendi bangsa ini tidak menginginkan itu.

Baca Juga: Ketua Yayasan PCI Prof Dadan Sebut Di Februari 2024 Akan Resmikan PCI Kids Islamic Playgroup Dan Selanjutnya Bangun Gedung SMA PCI

“Karena itu, ajakan kami yang paling dalam – ayo semua elit yang terlibat di dalam kontestasi, semua kekuatan politik yang terlibat di dalam kontestasi, dan semua  kekuatan-kekuatan pendukung para kontestan baik itu di Pilpres maupun di Pileg secara genuin merawat dan menjaga agar Pemilu ini lebih baik dan bermartabat, dan semakin terminimalisasi kecurangan,” ajak Haedar.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Sumber: muhammadiyah.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X