Soal Penghapusan IPA, IPS dan Bahasa, Ketua Yayasan Prima Cendekia Islami, Dadan Wildan: itu Hal yang Wajar, ini Alasannya

photo author
- Sabtu, 27 Juli 2024 | 21:18 WIB
Praktisi pendidikan yang juga pembina Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Dadan Wildan - Foto: Henri Lukmanul Hakim
Praktisi pendidikan yang juga pembina Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami, Dadan Wildan - Foto: Henri Lukmanul Hakim

Kelas 12 fokus pada orientasi studi lanjutan siswa dengan  peminatan dan target lulus di PTN,” selorohnya.

Misalnya, siswa yang akan melanjutkan studi ke universitas dalam dan luar negeri, fokus pembelajaran pada rencana program studi yang akan diambilnya. Ini sejalan dengan kebijakan baru dari Kemdikbudristek.

“Mereka yang berencana melanjutkan studi ke sekolah kedinasan, seperti Akademi Militer,  STPDN, STAN, Sekolah Sandi Negara,  Sekolah Penerbang, dll tentu ditambah dengan kesiapan mental dan fisiknya,” tutur Prof. Dadan.

Baca Juga: Pompanisasi Sebagai Langkah Tepat dan Cermat, Guru Besar IPB Puji Kerja Nyata Mentan Amran

Nantinya, mata pelajaran di kelas 12 fokus pada target pencapaian tujuan studi lanjutan siswa. Cara belajar sudah berbeda, karena mengarah pada pembahasan soal agar dapat lulus studi lanjutan di perguruan tinggi yang diimpikan.

“Khusus bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi di luar negeri, pemantapan IELTS dan TOEFL juga menjadi keniscayaan,” tutupnya.

Awal tahun ajaran 2024-2025, diskursus di  dunia pendidikan  ramai membicarakan penghapusan  jurusan IPA, IPS, dan Bahasa yang telah puluhan tahun diterapkan.

Kebijakan itu diungkapkan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo. Menurutnya,

kebijakan ini diambil agar para siswa lebih fokus membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjutnya.

Baca Juga: Pompanisasi Sebagai Langkah Tepat dan Cermat, Guru Besar IPB Puji Kerja Nyata Mentan Amran

Siswa kelas 11 dan 12 di SMA yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka, kini dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau kariernya.

Sebagai contoh, siswa yang ingin kuliah pada program studi teknik dapat menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut dan Fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran Biologi. Sementara itu, siswa yang ingin kuliah di program studi kedokteran dapat menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Biologi dan Kimia, tanpa harus mengambil mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut, ungkap Anindito.

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henri Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X