Edisi.co.id –Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan perlunya gagasan baru yang dapat memaksimalkan pemberdayaan zakat dan wakaf sebagai solusi atas masalah global. Hal tersebut disampaikan dalam konfernsi pers seusai membuka Konferensi dan Pertemuan Tahunan World Zakat and Waqf Forum (WZWF) di Jakarta Convention Center, Jakarta
Kegiatan yang digelar oleh Kementerian Agama dan Bank Indonesia Mengusung tema “Tatanan Global Zakat-Wakaf Baru: Komunitas Global yang Bersatu Berdasarkan Keadilan, Kasih Sayang, dan Kesejahteraan Bersama,”. Bersamaan digelar pula perhelatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) itu juga didukung Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
"Pundi-pundi potensi umat yang sangat dahayat bila dimaksimalkan bisa memajukan ekonomi umat,' tutur Menag Nasaruddin, Jumat (1/11/2014).
Dalam kesempatan ini Menag menekankan pentingnya kemajuan teknologi. Menurutnya, teknologi digital mendukung transparansi dan efektivitas distribusi bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Justru teknologi bisa memperluas jangkauan pengumpulan zakat dan wakaf hingga skala global, serta memastikan pemanfaatan dana secara produktif dan tepat sasaran,” imbuhnya.
Mantan Imam Besar Masjid Istiqlal juga menyoroti bonus demografi di Indonesia sebagai peluang untuk memberdayakan generasi muda melalui pendidikan dan keterampilan yang didukung oleh dana zakat dan wakaf.
“Jika berhasil, dampak jangka panjang dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat akan semakin terasa,” jelasnya.
Kemenag saat ini mengimplementasikan empat program utama untuk memperkuat peran zakat dan wakaf, yaitu Kampung Zakat, KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, Inkubasi Wakaf Produktif, dan Kota Wakaf. Program-program ini bertujuan mengoptimalkan zakat dan wakaf sebagai alat pemberdayaan ekonomi, bukan hanya sebagai ibadah
Sementara itu Ketua BWI, Kamaruddin Amin yang juga menjabat sebagai Dirjen Bimas Islam, memperkenalkan Gerakan Indonesia Berwakaf dalam forum tersebut sebagai langkah strategis memaksimalkan potensi aset wakaf nasional. Melalui pilar inklusivitas, keberlanjutan, dan inovasi, gerakan ini berupaya memanfaatkan aset wakaf yang luas demi kesejahteraan masyarakat.
Kamaruddin menyebut, Indonesia memiliki 445.410 lokasi tanah wakaf, termasuk 36.240 madrasah, 1.100 kantor KUA, 220.000 masjid, dan 266.413 musala. “Gerakan ini akan fokus mengembangkan aset-aset tersebut dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan konservasi lingkungan. Selain mendukung madrasah, gerakan ini juga mendorong pendirian rumah sakit, pemberian beasiswa, serta inisiatif wakaf hijau untuk pelestarian alam,” jelasnya.
Kamaruddin juga mengajak negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam mengoptimalkan dampak wakaf secara global. Dengan teknologi digital, Gerakan Indonesia Berwakaf dapat memastikan pengelolaan wakaf yang transparan dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih inklusif.
Inovasi pengelolaan zakat dan wakaf, seperti wakaf korporasi dan wakaf saham, terus didorong agar relevan di dunia modern dengan peluang investasi yang semakin luas. Selain itu, kegiatan konferensi mencakup sesi pembelajaran dari para ahli yang berbagi praktik terbaik, solusi inovatif, dan kerangka kerja terbaru.
konferensi diikuti peserta dari 43 negara anggota itu mempertemukan pemimpin global, praktisi, pengusaha, dan generasi muda untuk membahas inovasi dan masa depan pengelolaan zakat dan tepqt sasaran.
Artikel Terkait
Rumah Bersalin Cuma-cuma - Sinergi Foundation Raih Penghargaan Program Kesehatan Terbaik Zakat Awards 2024
BPKH dan Mitra Kemaslahatan Rumah Zakat Adakan Pelatihan UMKM di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat
TAHUN 2024, RUMAH ZAKAT DAPATKAN DUA PENGHARGAAN INDONESIA ORIGINAL BRAND
Rumah Zakat Depok sukses Gelar Khitanan Massal
UPZ Elcorps Percayakan Dana Zakat kepada Sinergi Foundation, Disalurkan untuk Program RBC
Menag dan Pejabat UEA Bahas Sinergi Pengembangan Potensi Zakat dan Wakaf