4 Fakta Menohok Indonesia Masuk BRICS, Terbaru Mencuat Dugaan Adanya Mata-mata AS dari Lowongan Kerja Ini

photo author
- Selasa, 4 Februari 2025 | 15:33 WIB


Edisi.co.id  - Perusahaan Kontraktor Pertahanan AS, General Dynamics Information Technology (GDIT) kini tengah membuka lowongan pekerjaan 'Analisis Media Sosial Indonesia', pada Sabtu, 1 Februari 2025.

Melalui laman resminya, GDIT menyebut pihaknya bergantung pada bidang pekerjaan itu sebagai analis media sosial Indonesia yang fasih untuk meliput area terkait dengan fokus regional, budaya, atau bahasa yang mendukung program di Tampa, Florida, AS.

"Mengumpulkan informasi tentang tren, perilaku, peristiwa, dan mengarahkan perkembangan global untuk menghasilkan laporan sinopsis media dan penilaian wacana media sosial yang relevan," begitu pernyataan GDIT dalam forum resminya, pada Sabtu, 1 Februari 2025.

Baca Juga: Mengintip Jurus ‘Three in One’ Erick Thohir demi Mencapai Mimpi Garuda ke Piala Dunia: Saya Percaya Kita Memiliki Segalanya


Lowongan Analis Medsos Indonesia yang dirilis General Dynamics Information Technology (GDIT). (gdit.com)

Berkaca dari hal itu, timbul sebuah spekulasi terkait adanya mata-mata AS terhadap BRICS di Indonesia dengan adanya lowongan pekerjaan tersebut.

Mengingat, Indonesia baru saja dinyatakan resmi bergabung menjadi anggota organisasi blok ekonomi Brazil, Russia, India, China and South Africa (BRICS) sejak 6 Januari 2025 lalu.

Lantas, bagaimana geliat kerja sama ekonomi Indonesia bersama BRICS hingga adanya spekulasi mata-mata AS sejak RI bergabung dengan BRICS? Berikut ini ulasan selengkapnya.

1. Blok Ekonomi Negara Berkembang

Bagi yang belum tahu, BRICS merupakan organisasi yang namanya merupakan singkatan dari nama-nama negara pendirinya itu menerima Indonesia menjadi negara kesepuluh sebagai anggota.

Bergabungnya Indonesia menggenapkan jumlah anggota BRICS menjadi sepuluh menyusul empat negara lain yang lebih dahulu bergabung pada tahun 2024, yaitu Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.

Selain anggota, BRICS juga memiliki delapan negara mitra, yaitu Belarusia, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda dan Uzbekistan.

Sebelum resmi bergabung menjadi anggota BRICS, rencana Indonesia untuk bergabung sudah menuai pro dan kontra.

Pihak yang mendukung mengemukakan keuntungan dan manfaat bagi Indonesia jika bergabung dengan BRICS.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X