“Belajar membatik di Rumah Belajar Batik membuka gerbang kesempatan bagi saya,” kata Rizal, alumni tahun 2016 Rumah Belajar Batik, sebuah program yang dikelola oleh YCAB Foundation.
Edisi.co.id - Perjalanan Rizal dimulai di Rumah Belajar Batik, di mana ia diperkenalkan dengan teknik-teknik membatik dan warisan budaya yang kaya. Di bawah bimbingan mentor yang berpengalaman, Rizal belajar menciptakan Batik yang indah dan diwarnai dengan tangan, yang menceritakan kisah melalui pola dan warnanya. Hasratnya terhadap batik dengan cepat berkembang menjadi
sebuah bisnis yang sukses, saat ia berusaha menggabungkan kerajinan tradisional dengan
desain kontemporer yang menarik.
Tanpa latar belakang di bidang seni atau kewirausahaan, ia pun tidak pernah membayangkan bahwa dunia batik akan menjadi jalan hidupnya. Meski awalnya tanpa pengalaman, Rizal menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan, sementara ibunya adalah seorang buruh batik—hal yang secara tidak langsung menumbuhkan kecintaannya terhadap seni batik.
Berbekal ilmu dan keterampilan yang diperoleh dari YCAB, Rizal kemudian mendirikan Rumah Batik Eljava di kampung halamannya, Pekalongan, Jawa Tengah. Ia membawa visi besar untuk
mempromosikan budaya Indonesia melalui karya-karya batik yang inovatif
Kerja keras dan dedikasi Rizal tidak luput dari perhatian. Karyanya baru saja dikenakan oleh
Ratu Suthida dari Kerajaan Thailand.
“Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi saya dan komunitas rumah batik yang saya kelola. Kerja keras kami memperkenalkan budaya Indonesia selama ini mendapatkan apresiasi,” katanya.
Tak hanya itu, batik karya Rizal juga telah sampai ke tangan Duke of Edinburgh, anggota keluarga Kerajaan Inggris. Prestasi ini tidak hanya menyoroti daya tarik global dari karyanya, tetapi juga menekankan budaya Batik sebagai simbol warisan Indonesia yang kaya.
Di Indonesia sendiri karyanya menjadi langganan para pejabat. Ia sering kali diminta membuat Batik untuk acara-acara resmi di lingkungan pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga: Jelang Penilaian Sumatif Akhir Jenjang, Siswa Kelas IX SMP PCI Ikuti Academic Camp
Kemampuannya untuk menggabungkan teknik tradisional dengan estetika modern
menjadikannya pilihan bagi mereka yang ingin merayakan budaya Indonesia melalui mode.
Perjalanan Rizal bukan hanya tentang kesuksesan pribadi; ia juga berkomitmen untuk berkontribusi pada komunitas. Saat ini ia mendampingi lebih dari lima puluh pembatik di sekitar tempat tinggalnya. Rizal aktif berpartisipasi dalam lokakarya dan sesi pelatihan di Rumah Belajar Batik, di mana ia berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan para seniman batik.
Dengan membimbing generasi berikutnya, Rizal berkontribusi untuk memastikan bahwa seni batik terus berkembang dan bertahan di tengah arus modernisasi. Setiap tahun ia bersama Rumah Belajar Batik YCAB Foundation mengikuti Inacraft, pameran kerajinan tangan terbesar
dan terlengkap se-Asia Tengga
Artikel Terkait
Pengrajin Berharap Gibran jadi Duta Batik, Nelson Mandela Indonesia Versi Milenial
Batik Sukma Kembali Diperkenalkan, Sulap Ikon Khas Depok Jadi Motif
Mengukir Karakter Bekasi Melalui Batik Sri, UMKM Khas Kota Bekasi Berkembang Bersama BRI Kanca Bekasi
Dompet Dhuafa Bersama Pesta Semalam Minggu Ajak Masyarakat Berdayakan Pengrajin Batik
Peluncuran Batik Betawi tandai acara Puncak HUT ke 42 LBIQ
Cerita Sukses Pelaku UMKM Binaan BRI, Hadirkan Batik Modern untuk Generasi Muda Lewat Ethnic Gendhis