Edisi.co.id – Sidang pertama Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) resmi digelar di Jakarta pada Senin (12/5/2025). Sebagai tuan rumah, Indonesia menyambut para pimpinan Parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia.
“Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah Konferensi ke-19 PUIC, dan kami menyambut para delegasi dari negara-negara sahabat dengan penuh kehangatan,” ujar Puan saat membuka forum.
Mengangkat tema Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience, konferensi ini menekankan pentingnya tata kelola pemerintahan yang transparan dan lembaga yang kuat sebagai fondasi ketahanan negara. Forum ini juga membahas isu demokrasi, stabilitas politik, dan tantangan global yang tengah dihadapi dunia Islam.
“Indonesia, melalui DPR RI, siap menjadi penghubung dalam mendorong dialog, kerja sama, dan perubahan di antara parlemen negara-negara Islam,” tegas Puan.
Baca Juga: Komisi Ekonomi MUI Depok Siap Bangun Ekonomi Umat Ini Programnya
Konferensi ini bertepatan dengan peringatan 25 tahun berdirinya PUIC sejak tahun 1999. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menyebut persiapan telah dilakukan secara matang dari sisi substansi, logistik, hingga pengamanan.
“Ini adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Konferensi PUIC ke-19. Kita ingin memastikan pelaksanaan ini berjalan sukses, substansial, dan memberikan dampak nyata dalam memperkuat solidaritas dunia Islam,” kata Mardani.
DPR RI juga mengangkat isu partisipasi perempuan dan pemuda dalam pembangunan, serta kerja sama negara OKI untuk pembangunan berkelanjutan dan isu lingkungan hidup.
“Kami membawa isu woman and youth participation, yakni bagaimana peran dan partisipasi perempuan dan generasi muda di negara muslim bisa diperkuat,” jelas Mardani.
Antusiasme peserta tinggi, dengan kehadiran delegasi dari Palestina, Kazakhstan, Iran, Turki, hingga Mozambik. Konferensi ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi antarparlemen dunia Islam.***
Artikel Terkait
Presiden PKS: Indonesia Bertanggung Jawab atas Keberlangsungan Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia
Yusril: Ambang Batas Parlemen Bertentangan dengan Asas Kedaulatan Rakyat
Tunisia Negara Islam Mengizinkan Nikah Beda Agama
Prabowo Terima Surat Kepercayaan dari 8 Duta Besar Negara Sahabat di Istana Merdeka
Update Skandal Dugaan Pengadaan Satelit di Kemhan RI, Kejagung Bongkar Negara Rugi Rp353 Miliar
Robert Prevost Jadi Paus Pertama dari Amerika Serikat, Presiden Donald Trump: Kehormatan Besar bagi Negara