Edisi.co.id, Yogyakarta - Sebagai wajah transportasi modern di Kota Surakarta atau Solo, Stasiun Solo Balapan terus menunjukkan perannya sebagai simpul transportasi terpadu yang menghubungkan berbagai moda transportasi dalam satu titik strategis.
Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan bahwa tak hanya melayani perjalanan kereta api antar kota atau jarak jauh, Stasiun Solo Balapan juga menjadi titik penting bagi pengguna KRL Commuterline Yogyakarta - Palur dan KA Bandara Adi Soemarmo (BIAS) dan KA Banyubiru Solobalapan-Semarang Tawang Bank Jateng.
"Stasiun Solo Balapan dilengkapi dengan fasilitas dan integrasi antarmoda yang menjadi titik strategis pilihan masyarakat dalam bermobilitas secara efisien dan nyaman," kata Feni.
Baca Juga: PKS Kecam Pembagian Bir di Event Lari, Pemerintah Harus Tindak Tegas
Pada Semester I 2025, KAI Daop 6 Yogyakarta mencatat bahwa jumlah penumpang KA yang dilayani naik dan turun di Stasiun Solo Balapan mencapai 2.465.070 penumpang atau rata-rata sekitar 13.470 penumpang per harinya yang datang dan berangkat. Jumlah tersebut terdiri dari 1.068.998 penumpang KA Jarak Jauh, 962.537 penumpang KRL Commuterline, 214.310 penumpang KA BIAS, 219.225 penumpang KA Banyubiru. Ini menjadikan Stasiun Solo Balapan menjadi stasiun tersibuk ketiga di Daop 6 Yogyakarta setelah Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Lempuyangan.
Pertumbuhan jumlah penumpang KA jarak jauh, KRL Commuterline, KA BIAS dan KA Banyibiru di Stasiun Solo Balapan mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat akan manfaat layanan transportasi yang terintegrasi antarmoda. Selain menghubungkan dengan moda transportasi pesawat melalui KA BIAS, konektivitas di Stasiun Solo Balapan diperkuat dengan fasilitas skybridge yang menghubungkan stasiun langsung ke Terminal Tirtonadi, sehingga memudahkan perpindahan dari kereta api ke moda transportasi darat lainnya seperti bus. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata integrasi antarmoda yang mendukung mobilitas warga dan konektivitas antarwilayah.
“Kehadiran Stasiun Solo Balapan sebagai simpul integrasi antarmoda KA Jarak Jauh, KRL, dan KA Bandara dan KA aglomerasi ini memudahkan masyarakat dari luar daerah maupun wilayah Solo, Yogyakarta dan sekitarnya untuk bepergian menuju berbagai kota lainnya. Konektivitas yang terintegrasi antara stasiun dengan moda transportasi lainnya dan akses yang mudah menuju kota-kota penopang diharapkan dapat memudahkan mobilisasi masyarakat,” ujar Feni.
Selain itu, kehadiran Stasiun Solo Balapan sebagai simpul terpadu transportasi yang mengintegrasikan berbagai moda diharapkan dapat memberikan manfaat besar untuk mendukung kemajuan pariwisata dan perekonomian lokal.
Artikel Terkait
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 3,5 Juta Penumpang pada Semester 1 Tahun 2025, Tumbuh 8 Persen dari Periode Tahun Sebelumnya
Semester 1 Tahun 2025: KAI Daop 6 Yogyakarta Tepat Waktu dan Efisien dan On Time Performance Keberangkatan
KAI Daop 6 Yogyakarta Sebut Angkutan Barang Tumbuh 15% pada Semester 1 2025, Dorong Logistik Ramah Lingkungan
Periode Januari - Juni 2025: KAI Daop 6 Yogyakarta Amankan Barang Temuan Penumpang KA Senilai 1,3 Milyar