BMKG Maksimalkan Operasi Modifikasi Cuaca dan Patroli Terpadu untuk Tekan Risiko Karhutla di Sumsel

photo author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 11:11 WIB
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati



Edisi.co.id, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memaksimalkan upaya mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), pemantauan atmosfer harian, serta kolaborasi patroli darat lintas sektor. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa puncak musim kemarau yang tengah berlangsung di wilayah ini memerlukan kewaspadaan dan aksi cepat untuk mencegah meluasnya titik api.

“Hari ini merupakan salah satu hari paling kritis dalam seminggu terakhir, dengan tingkat kemudahan terbakar yang sangat tinggi. Kami telah kembali mengaktifkan OMC tahap kedua dan mengarahkan semaian ke zona-zona merah yang paling rentan terbakar,” ujar Dwikorita dalam rapat koordinasi kesiapsiagaan karhutla bersama Menteri Lingkungan Hidup, Kepala BNPB, dan jajaran pemerintah daerah di Palembang.

Menurut Dwikorita, operasi OMC di Sumatera Selatan sudah dimulai sejak 13 hingga 18 Juli lalu, menghasilkan hujan hingga 6,7 juta meter kubik di wilayah-wilayah prioritas, terutama lahan gambut pesisir timur. Intervensi ini dinilai memberikan dampak signifikan dalam menekan potensi kebakaran, terutama dibandingkan wilayah lain di Sumatera.

Baca Juga: Menteri Agama Nasaruddin Umar Sampaikan Duka Mendalam atas Wafatnya H. Suryadharma Ali

“Berkat intervensi dini dan kolaborasi lapangan yang kuat, Sumsel tahun ini relatif lebih ringan dampaknya dibandingkan Riau dan Jambi. Tapi itu tidak berarti kita boleh lengah. Justru sekarang saatnya memperkuat patroli dan pantauan mikro,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca, Tri Seto Handoko mengatakan BMKG memproyeksikan bahwa potensi pembentukan awan hujan pada 30 Juli dan beberapa hari ke depan cukup tinggi, sehingga peluang keberhasilan OMC meningkat secara signifikan. Meski demikian, Seto mengingatkan bahwa OMC hanyalah salah satu instrumen mitigasi, dan tidak akan efektif jika tidak diimbangi dengan pengawasan darat yang ketat.

“Kunci utama saat ini adalah patroli darat. Kami minta perhatian khusus di zona merah dan kuning yang secara meteorologis masih sangat mudah terbakar. Jika sampai terbakar, padahal wilayahnya berada di zona biru atau hijau, artinya bukan karena faktor alamiah — ini harus dicermati,” tegasnya.

Baca Juga: Ketua LAZ Persis Jakarta Ajak Umat Jangan Pernah Bosan Bela Palestina, Berikan Donasi Terbaiknya

BMKG juga menggarisbawahi pentingnya pemantauan tinggi muka air tanah (TMAT), yang menjadi indikator vital terhadap kerentanan lahan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup per 28 Juli 2025, sejumlah wilayah di Sumsel seperti PALI, Musi Rawas Utara, dan sebagian Musi Banyuasin masih menunjukkan kondisi ‘Rawan’ hingga ‘Berbahaya’.

“Wilayah dengan TMAT kategori merah dan hitam harus menjadi sasaran utama patroli. Jika muka air tanah sudah sangat rendah, maka satu percikan saja bisa memicu karhutla besar,” ujarnya.

Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa secara klimatologis, BMKG memprakirakan curah hujan pada Agustus 2025 akan berada pada kategori rendah hingga menengah, dengan sifat hujan umumnya di atas normal. Meski peluang hujan tetap ada, potensi kekeringan dan sebaran asap masih perlu diwaspadai, terutama bila curah hujan aktual lebih rendah dari prakiraan.

Baca Juga: Ustaz Agus Nurdin Rasyad Sambut Baik Silatnas FKUB

“Kami mengimbau agar semua pihak tidak hanya mengandalkan faktor cuaca. Upaya mitigasi harus holistik: dari udara lewat OMC, dari darat lewat patroli dan pengawasan hotspot, serta dari bawah lewat pemantauan air tanah,” tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henri Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X