Edisi.co.id - Rencana penawaran umum perdana (IPO) PAM Jaya memicu keresahan publik karena air merupakan kebutuhan dasar manusia. Kekhawatiran tersebut muncul apabila pengelolaan air sepenuhnya jatuh ke tangan investor yang hanya mengejar laba, sehingga hak rakyat berpotensi terabaikan.
NU Online Jakarta, media resmi PWNU DKI Jakarta, menghadirkan sejumlah pakar untuk membahas rencana transformasi PAM Jaya dari Perumda ke Perseroda.
Rencana tersebut menuai pro-kontra bagi sejumlah kalangan. Pelayanan publik dipertaruhkan di tengah dugaan adanya privatisasi ketika PAM Jaya beralih menjadi Perseroda.
Pro-kontra itu akan dibahas secara tuntas melalui Dialog Publik bertajuk "Privatisasi atau Pelayanan Publik?" di Cityloog Hotel Tebet, Jakarta, pada Kamis (25/9/2025).
Kepala Biro NU Online Jakarta Alfi Syahri Hilman menilai, penyelesaian polemik perubahan status PAM Jaya menjadi Perseroda tidak bisa hanya dilihat dari satu aspek.
Karena itu, ia merasa perlu untuk menghadirkan sebuah dialog yang dihadiri para pakar lintas disiplin keilmuan agar seluruh pihak dapat mempertimbangkan secara matang, kelebihan dan kekurangan setiap opsi status PAM Jaya di masa mendatang.
"Perubahan status PAM Jaya perlu dibahas secara mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari sudut pandang agama, analisis pakar ekonomi, hingga masukan ahli lingkungan," kata Alfi.
Baca Juga: Bareskrim Polri Ungkap Sindikat Pembobolan Rekening Dormant Senilai Rp204 Miliar
Alfi berharap diskusi ini dapat berjalan lancar sehingga menjadi landasan bagi Pemprov DKI Jakarta dalam mengambil kebijakan yang benar-benar berpihak kepada kepentingan masyarakat.
"Saya berharap diskusi tentang privatisasi PAM Jaya ini dapat menjadi catatan aspirasi yang meiliki nilai strategis sebagai rekomendasi bagi Pemprov DKI Jakarta dalam menetapkan kebijakan." katanya.
Sebelum dimulai diskusi, acara diawali dengan pengantar yang disampaikan oleh Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif, yang mengatakan agama selalu merespon babakan air.
"Nah kalau mengenai privatisasi atau pelayanan publik saya gak tau ini, nanti dicari hadisnya," sambungnya sambil berkelakar.
Kemudian danjutkan Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta Muhammad Fuadi Luthfi, serta keynote speeh oleh Anugerah Esa sebagai Direktur Strategi dan Bisnis PAM Jaya.
"Terkait isu privatisasi ini padahal baru kita baru masuk dari perumda ke perseroda, namun saya perlu menjelaskan saya sangat gembira dengan adanya forum ini kita bisa menyampaikan pandangan terkait perubahan badan hukum," ucap Anugerah.
Artikel Terkait
Hadiri Kongres Muslimat NU, Prabowo: Jangan Ikut Pecah Belah
NU Gallery Serahkan Rp 330 Juta Hasil Lelang Lukisan Kapolri ke BAZNAS RI untuk Kemanusiaan
Bawa Misi Guyub dan Progresif, Dewi Puspitorini Siap Nahkodai ILUNI UI
Ketua PERSIS Jabar Ajak Tokoh Agama Tenangkan Umat agar Tak Terprovokasi, Kecam Aksi Anarkis di Tengah Demo