Peluncuran buku ini menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali peran agama dalam merespons krisis ekologi. Laporan IPCC 2023 mencatat suhu global telah naik lebih dari 1,1 derajat Celsius sejak era pra-industri. Dampaknya kini nyata: cuaca ekstrem, krisis pangan, hingga hilangnya keanekaragaman hayati. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, pada 2024 Indonesia kehilangan lebih dari 175 ribu hektar hutan, salah satu laju kehilangan tercepat di dunia.
Di tengah situasi ini, perspektif ekoteologi Islam menghadirkan pijakan yang kokoh. Alam tidak sekadar instrumen pemuas kebutuhan manusia, tetapi memiliki nilai intrinsik dan tujuan penciptaannya sendiri.
Buku Tafsir Ayat-Ayat Ekologi ini dapat diakses secara digital melalui laman resmi: https://pustakalajnah.kemenag.go.id/
Artikel Terkait
Sinergi Foundation Hadirkan Kebahagiaan untuk 130 lebih Anak Yatim dalam Momen Lebaran Yatim Kemenag 2025
Kedepankan Azas Praduga Tak Bersalah, Sekjen Kemenag: Dukung Densus 88 Tangkap ASN Diduga Terlibat Terorisme
Audit Kemenag: LAZ PERSIS Berhasil Penuhi Standar Tata Kelola Dana Zakat, Raih Predikat Baik
Kemenag Umumkan Calon PPPK Paruh Waktu 2024, Ini Daftarnya