edisi.co.id – Sejak diturunkan 14 abad silam, Al-Qur’an tidak pernah berhenti menjadi sumber inspirasi bagi manusia. Kitab suci ini bukan hanya pedoman ibadah, tetapi juga menyimpan banyak isyarat ilmiah yang baru bisa dipahami di era modern. Salah satu contoh menarik terdapat dalam Surah Al-Qiyamah ayat 4, yang menyebut lafaz bana>nah atau ujung jari.
Ayat tersebut sekilas sederhana, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa maknanya jauh lebih mendalam. Ujung jari manusia ternyata menyimpan keunikan yang tidak dimiliki siapa pun, yaitu sidik jari.
---
Penelitian Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya
Humayra’ Nafisah Mar’atul Latif, mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya, mengangkat tema ini dalam skripsinya berjudul “Sidik Jari dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI.”
Dalam penelitiannya, Humayra menemukan bahwa tafsir klasik hanya memahami lafaz bana>nah sebagai jari-jemari. Namun, tafsir kontemporer – termasuk Tafsir Ilmi Kementerian Agama RI – menafsirkan bahwa yang dimaksud adalah sidik jari. Pandangan ini semakin kuat ketika dikaitkan dengan sains modern.
> “Allah menegaskan mampu membangkitkan manusia dengan sempurna, bahkan hingga detail terkecil seperti ujung jari. Fakta ini menarik, karena sidik jari terbukti unik pada setiap manusia, tidak pernah berubah seumur hidup, dan menjadi identitas paling akurat,” jelas Humayra.
---
Makna Lafaz Bana>nah dalam Tafsir Ilmi
Bana>nah berasal dari kata banan yang berarti ujung jari. Sebagian mufassir klasik menafsirkannya sebatas anggota tubuh, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan memberikan pemahaman baru. Sidik jari dipandang sebagai tanda keunikan manusia, yang Allah sebutkan sebagai bukti kuasa-Nya dalam membangkitkan manusia di hari akhir.
Tafsir Ilmi Kementerian Agama – yang disusun bersama LIPI – menjelaskan bahwa ayat ini berkaitan erat dengan fenomena sidik jari. Penafsiran tersebut bukan sekadar “memaksakan sains ke dalam ayat”, melainkan berdasar pada kajian bahasa, munasabah ayat, dan bukti ilmiah.
---
Artikel Terkait
Pesantren sebagai Pusat Agrobisnis, Dr. Latief Awaludin Usulkan Langkah Strategis Menuju Kemandirian Pangan
Kemenko Polkam Dorong Sinergi Lintas Sektor Wujudkan IKN sebagai Kota Cerdas dan Berdaulat Digital
Mengutip Tak Lagi Gratis: Menuju Era Royalti Karya Jurnalistik
Bakti Sosial Polres Priok berikan bantuan kepada Buruh Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan
Ranch Market Palazzo: Ketika Berbelanja Berubah Menjadi Ritual Gaya Hidup Modern