Takalam Artculture, Upaya MUI Depok Mereposisi Seni Islami dalam Wacana Kebudayaan Perkotaan

photo author
- Senin, 13 Oktober 2025 | 10:49 WIB

edisi.co.id — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok melalui Bidang Pengkajian Seni Budaya dan Informasi (PSBI) menyelenggarakan forum diskusi bertajuk ‘Takalam Artculture’ di Gedung MUI, Jalan Nusantara Raya, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas. Kegiatan ini menjadi ruang konseptual bagi perumusan ulang relasi antara seni, budaya, dan nilai-nilai keislaman dalam konteks sosial perkotaan yang terus berubah.

Dalam forum tersebut, Ir. Nuroji, M.Si, (Bang Oji) anggota Komisi X DPR RI, tampil sebagai narasumber utama. Ia menegaskan, bahwa seni memiliki dimensi etik dan spiritual yang tidak dapat dilepaskan dari konteks sosialnya.

“Seni yang berakar pada nilai keislaman adalah bagian dari peradaban. Ia bukan sekadar hiburan, melainkan ekspresi moral yang membangun kesadaran publik”, ujar Bang Oji dalam pemaparannya, Sabtu 11/10/2025.

Baca Juga: KEMENDUKBANGGA/BKKBN JABAR DAN PEMKOT TASIKMALAYA PASTIKAN DISTRIBUSI MBG SASARAN B3 TANPA PUNGUTAN

Smentara itu, M. Suryadi.S.Ag Humas bidang PSBI MUI Depok menilai, modernisasi dan globalisasi budaya kerap mengaburkan batas antara ekspresi artistik dan komodifikasi. Dalam situasi ini, ‘Takalam Artculture’ berfungsi sebagai intervensi kultural yang menegaskan kembali posisi Islam sebagai sumber etika dan epistemologi dalam praktik kesenian.

Paradigma ini menolak dikotomi antara religiusitas dan kreativitas, dengan menempatkan keduanya dalam relasi dialektis yang saling memperkaya.

Dari perspektif akademik, forum ini merepresentasikan bentuk ‘Cultural Agency’ yakni : upaya lembaga keagamaan untuk memengaruhi arah kebijakan kebudayaan daerah melalui pendekatan wacana dan refleksi nilai.

MUI tidak sekadar mempromosikan seni Islami, tetapi berupaya mengembalikan seni pada fungsinya sebagai sarana pendidikan moral dan spiritual di tengah masyarakat urban yang semakin pragmatis.

Diskursus yang berkembang menunjukkan bahwa seni Islami tidak semata berorientasi pada simbol-simbol religius, melainkan pada proses internalisasi nilai yang menumbuhkan kesadaran etik.

Dengan demikian, ‘Takalam Artculture’ dapat dibaca sebagai strategi kultural yang bertujuan merekonstruksi identitas masyarakat Depok di tengah tekanan budaya global yang homogen dan profan.

Nuroji menekankan, bahwa penguatan seni berbasis nilai Islam sejalan dengan mandat kebijakan kebudayaan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Dalam kerangka ini, seni Islami tidak diposisikan sebagai antitesis dari modernitas, melainkan sebagai pilar moral yang mengarahkan modernitas pada orientasi kemanusiaan dan keberadaban.

Forum tersebut juga memunculkan gagasan kolaboratif antara seniman, akademisi, dan ormas Islam dalam mengembangkan ekosistem seni yang edukatif dan berkelanjutan.

Kolaborasi lintas sektor ini dianggap penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kebijakan publik, media, serta ruang-ruang ekspresi budaya di tingkat lokal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X