“Masyarakat harus paham bahwa nama pembeli itu muncul sebagai penerima manfaat pasif, bukan pelaku aktif. Sebelum adanya bukti yang menunjukkan ada perbuatan pidana yang dilakukan, framing publik harus hati-hati agar tidak menimbulkan panic reaction di bursa atau sentimen negatif yang tidak berdasar,” katanya.
Dampak Pasar dan Reputasi
Sejak nama-nama tersebut disebut dalam dakwaan, beberapa analis mencatat potensi tekanan sementara pada saham-saham sektor tambang, terutama jika pemberitaan berkembang tanpa klarifikasi resmi dari masing-masing perusahaan.
Fernandes Raja Saor menyampaikan kasus ini justru bisa menjadi momentum bagi perusahaan besar untuk menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan kepatuhan kontraktual.
“Kalau PAMA, Vale, maupun Adaro secara terbuka menjelaskan posisi mereka dan siap bekerja sama dengan audit investigatif, itu akan meningkatkan kredibilitas korporasi di mata investor,” ujarnya.
Kasus Riva Siahaan membuka babak baru pengawasan bisnis energi nasional. Meskipun nama-nama besar seperti PAMA, Adaro, dan Vale tercantum dalam dakwaan, pengamat menegaskan belum ada indikasi pelanggaran hukum dari pihak pembeli. Namun, jika proses audit menunjukkan adanya selisih harga yang menyebabkan kerugian negara, pemerintah memiliki ruang untuk melakukan penagihan administratif tanpa merusak iklim investasi.
Artikel Terkait
FWK Ingatkan Pemerintah Perbaiki Dunia Pendidikan
Drama Hukum Tak Berujung, Putusan Final MA Ternyata Dapat Ditambah
Para Guru Besar Akui Indonesia Kian Diperhitungkan Dunia, di Setahun Prabowo–Gibran
Rosan Roeslani Optimis Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Singgung soal Investasi hingga Eksistensi Danantara
Istana Soal Pemecatan Patrick Kluivert: Evaluasi hingga Desak PSSI Ngebut Cari Pelatih Pengganti