Selama bertahun-tahun, kawasan ini menjadi primadona pariwisata Bali. Karena itu, rencana pembangunan lift kaca setinggi 182 meter dianggap sebagian pihak sebagai langkah yang tidak sensitif terhadap kelestarian alam.
Terlebih, terdapat potensi gangguan yang ditimbulkan proyek ini terhadap struktur batu kapur di Kelingking.
Hal itu lantaran adanya beban konstruksi logam yang besar dapat mempercepat erosi dan menimbulkan retakan baru pada lapisan tebing.
Tanggapan Pengelola dan Pemerintah
Sebelumnya, pihak pengelola proyek menyatakan pembangunan lift kaca telah melalui kajian lingkungan serta menggunakan material ramah lingkungan.
Menurut mereka, tujuan utama proyek ini adalah meningkatkan keselamatan dan kenyamanan wisatawan tanpa mengorbankan keindahan alam.
Di tengah ramainya reaksi keras terkait proyek itu, publik kini kembali menyoroti pernyataan Gubernur Bali, I Wayan Koster yang pernah angkat bicara mengenai lemahnya pengawasan Tata Ruang, Aset, dan Perizinan (TRAP) yang kerap menimbulkan persoalan serupa di sejumlah wilayah.
“Saya sudah mengikuti langkah-langkah dan upaya yang dilakukan Pansus TRAP di sejumlah wilayah serta tindakan sesuai kewenangan," kata Koster dalam pernyataan resminya, pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Menanti Arah Kebijakan dan Penegakan TRAP
Di sisi lain, Gubernur Koster menuturkan terkait pembangunan di kawasan wisata strategis harus melalui transparansi dan akuntabilitas yang jelas.
"Aktivitas Pansus dalam penegakan aturan terhadap tata ruang, aset, dan perizinan sudah sangat baik,” imbuhnya.
Koster sendiri menegaskan pihaknya telah melakukan penataan tata ruang yang lebih ketat di Bali.
Upaya tersebut dengan melakukan upaya “bersih-bersih” guna menata fondasi Bali menuju 100 tahun ke depan.
Artikel Terkait
PT PLN Indonesia Power UBP Kamojang Unit PLTP Gunung Salak Bersama Rumah Zakat Salurkan 100.000 Liter Air Bersih untuk Warga Gunungkidul
IFG Dukung Gelaran AAUI Bali Rendezvous 2025, Dorong Kolaborasi dan Transformasi Industri Asuransi
Bina Bangsa School Jakarta Raih Prestasi Gemilang di MakeX International Bali 2025