Edisi.co.id - Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Arsul Sani tengah menjadi sorotan setelah dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan penggunaan ijazah palsu dari Collegium Humanum, Warsaw Management University, Polandia.
Sebelumnya diketahui, Aliansi Masyarakat Pemerhati Konstitusi melaporkan Arsul Sani ke Bareskrim Polri, pada Jumat, 14 November 2025.
Koordinator aliansi itu, Betran Sulani membenarkan terkait pihaknya yang melaporkan terkait dugaan ijazah palsu milik Arsul Sani.
Baca Juga: Saat Saksi Korupsi Petral Dibuka Lagi, Mengapa 20 Saksi Diperiksa tapi Belum Ada Tersangka
“Kami melaporkan salah satu hakim MK berinisial AS yang diduga memiliki atau menggunakan ijazah palsu,” kata Betran kepada awak media di Bareskrim Polri, Jakarta, pada Jumat, 14 November 2025.
Terkini, Arsul mengaku telah memahami bahwa isu ini bergulir cepat dan ia memilih menjawab langsung agar tidak terjadi simpang siur.
Menjawab tudingan itu, Arsul menggelar jumpa pers dan memperlihatkan sendiri dokumen asli, termasuk ijazah, disertasi, dan foto-foto wisudanya.
“Di wisuda itulah kemudian Collegium Humanum mengundang Ibu Dubes Indonesia di Warsawa. Ini foto-foto wisudanya juga ada. Di sanalah diberikan ijazah asli itu,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung MK, Jakarta, pada Senin, 17 November 2025,
Dalam kesempatan itu, Arsul menunjukkan selembar foto saat dirinya mengenakan toga sambil mengangkat dokumen-dokumen aslinya.
Mengulas Perjalanan Studi di Tahun 2011
Dalam penjelasannya, Arsul memaparkan perjalanan panjang studinya yang dimulai sejak 2011 ketika ia mendaftar program professional doctorate di Glasgow Caledonian University, Skotlandia.
Ia menyelesaikan, tahap pertama perkuliahan pada 2012. Namun, kesibukan politik membuat penyusunan disertasinya terhambat.
“Saat itu saya mencalonkan diri sebagai anggota DPR Pemilu 2014. Karena aktivitas di DPR sangat padat, saya mengajukan cuti akademik,” jelas Arsul.
Pada 2017, Arsul memutuskan tidak melanjutkan program tersebut dan mulai mencari kampus yang bisa menerima transfer studi.
Hakim MK itu kemudian mendapat rekomendasi menuju Collegium Humanum di Polandia. Sebelum mendaftar, Arsul mengaku telah memastikan legalitas kampus itu.
Artikel Terkait
Selain Duit APBN, Menkeu Purbaya Pernah Kirim Surat ke Gubernur Imbas Lambatnya Belanja Daerah
Mantan Wakapolri Oegroseno Soroti Fokus Isu yang Harus Dibahas Tim Komisi Reformasi Polri
Kontroversi Royalti yang Tak Kunjung Henti, Kini Lagi 'Cublek-Cublek Suweng'Disehut Tak Diklaim Kucuran Duitnya
Pilu Kaka Usai Adiknya Diduga Alamin Perundungan di SMP Tangsel: Dipukul Pakai Kursi, Tak Kuat Nahan Sakit
5 Ton Udang Terkontaminasi Cesium-137 Dimusnahkan, Proses Pembakaran Dilakukan Bertahap