Banyak Kayu Gelondongan Terbawa Arus Banjir Sumatera, Eks Penyelidik KPK Sebut Kemungkinan Praktik Pembalakan Liar

photo author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 12:35 WIB

Edisi.co.id - Eks penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aulia Postiera turut merespons mengenai dugaan pembalakan liar di balik bencana banjir di Sumatera.

Terlebih, menurut Aulia, dalam video dan foto yang beredar di media sosial, tampak gelondongan kayu dengan diameter beragam yang ikut terbawa arus banjir.

“Banyak kayu gelondongan yang masuk ke wilayah penduduk yang disapu oleh banjir itu,” ujar Aulia dikutip dari tayangan podcast yang diunggah di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up pada Rabu, 10 Desember 2025.

Ia juga menyatakan bahwa pohon tumbang yang terbawa air seharusnya tidak memiliki potongan kayu rapi seperti kejadian di Sumatera tersebut.

Korupsi Punya Dampak pada Lingkungan

Lebih lanjut, menurut Aulia, korupsi tak hanya memiliki dampak besar pada kerusakan birokrasi atau perekonomian, tapi juga pada lingkungan.

“Ii yang terjadi saat ini, ini yang paling besar karena kalau kita melihat apa yang terjadi di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh itu hutannya gundul,” kata Aulia.

“Sudah banyak peneliti, banyak NGO yang menyatakan bahwa ini terjadi pembalakan liar, ini terjadi illegal mining di wilayah-wilayah tersebut dan tidak ada penegakan hukum,” lanjutnya.

Meyakini Penebangan Pohon Dilakukan oleh Korporasi

Selain meyakini adanya kegiatan pembalakkan liar, Auli juga menuturkan bahwa kegiatan penebangan pohon dilakukan oleh korporasi, bukan rakyat.

“Pembalakan liar itu dilakukan korporasi, rakyat kan nggak punya bekho. Kalau itu tambang rakyat atau ditebang oleh rakyat, seberapa banyak sih masyarakat ini bisa memotong kayu atau mennambang?” ucap Aulia.

“Tapi, kalau sudah ada eskavator, ada bekho, pasti ada pembiaran di sana, ada korporasi yang terlibat, ada penegak hukum yang mendiamkan,” jelasnya.

Aulia menambahkan dengan pembiaran dari pihak terkait pada aktivitas penebangan tersebut sama halnya dengan menghancurkan ekosistem dan ruang hidup masyarakat.

“Sudah dapat dapat dipastikan terjadi korupsi di sana (Sumatera), patut diduga karena kan bagaiman ada pembiaran bertahun-tahun dan tidak ada yang tahu? Kita nggak hidup di ruang hampa,” tuturnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohmat Rospari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X