Wamendikdasmen Atip: UPT Kunci Implementasi MBG sebagai Penguatan Karakter Pendidikan

Edisi.co.id, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Pendidikan SMP menuntaskan Rapat Koordinasi (Rakor) Refleksi dan Evaluasi Program Prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pendidikan Tahun 2025.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menegaskan pentingnya peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam mendukung implementasi MBG di daerah agar program tersebut tidak sekadar dijalankan, tetapi menjadi budaya dan gerakan pendidikan yang berkelanjutan.

“Program MBG harus menjadi sebuah kultur dan ekosistem pendidikan. Tahun 2026, tugas kita bukan lagi hanya mengimplementasikan, tetapi menginstitusionalkan MBG—bertransformasi dari pelaku program menjadi perumus strategi dampak yang terukur,” ujar Atip dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Menperin: Banjiri E-Katalog Dengan Produk Industri Dalam Negeri

Atip menilai MBG merupakan bagian dari transformasi pendidikan nasional yang wajib diadvokasi, didampingi, dan diinternalisasi oleh UPT di setiap provinsi. Program ini menyentuh dua aspek utama.

Pertama, gizi sebagai kurikulum karakter. Kegiatan makan bersama dengan menu bergizi menjadi sarana pembelajaran nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kebersihan, gotong royong, serta literasi gizi. Melalui MBG, peserta didik dikenalkan pada konsep gizi seimbang dan didorong menjauhi konsumsi makanan ultra-proses.

Pada kesempatan tersebut, Atip mendorong UPT memastikan tim pendampingan di lapangan tidak hanya berfokus pada menu dan logistik, tetapi juga pada integrasi edukasi gizi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ke dalam kurikulum secara mendalam. Guru diharapkan terlibat aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.

“Kita harus mencetak generasi yang cerdas secara kognitif sekaligus memiliki kesadaran gizi seumur hidup,” tegasnya.

Baca Juga: Soroti Pernyataan Kontroversial Kepala BNPB Sempat Klaim Banjir Sumatera Mencekam di Medsos, Akademisi Singgung soal Info Lapangan

Kedua, MBG menempatkan UPT sebagai Pusat Keunggulan Kemitraan (Center of Excellence) dalam membangun sinergi. UPT di 34 provinsi berperan sebagai penghubung strategis antara kebijakan pusat dan kondisi daerah. Secara vertikal, UPT menjadi konsultan kebijakan bagi pemerintah daerah, sementara secara horizontal MBG melibatkan sektor kesehatan, pertanian, hingga penguatan ekonomi lokal.

Menutup sambutannya, Atip mengapresiasi seluruh panitia Rakor yang telah menyusun dokumen strategis sebagai pijakan pelaksanaan MBG ke depan. “Mari kita kembali ke daerah dengan semangat mengubah gizi menjadi prestasi dan program menjadi budaya,” katanya.

Sementara itu, Direktur SMP Maulani Mega Hapsari menyampaikan bahwa Rakor menghasilkan dua produk strategis sebagai dasar pelaksanaan MBG pada 2026.

Produk pertama adalah Dokumen Final Rekomendasi Teknis MBG kepada Badan Gizi Nasional (BGN), yang merupakan hasil konsensus UPT se-Indonesia. Dokumen ini memuat penyempurnaan standar menu harian, penguatan tata kelola kebersihan dan keamanan pangan sekolah, serta mekanisme pelaporan real-time yang adaptif terhadap keragaman budaya dan ketersediaan pangan lokal.

Baca Juga: Santri Film Festival 2025 Menuju Malam Anugerah, 126 Film Santri Melampaui Ekspektasi

Produk kedua adalah Peta Strategi Pendampingan dan Advokasi MBG 2026. Peta ini menegaskan komitmen UPT untuk bertransformasi menjadi konsultan mutu pendidikan dan agen advokasi kebijakan, termasuk mendorong sinergi pendanaan APBD serta integrasi modul Edukasi Gizi dan PHBS ke dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).