“Semoga bapak-bapak dan ibu-ibu yang telah membantu kami selalu diberi kesehatan dan rezeki oleh Allah. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya lirih.
Kisah Nuraini menjadi gambaran kecil dari ribuan keluarga penyintas banjir di Pidie Jaya. Di tengah keterbatasan dan kondisi darurat, mereka tidak hanya membutuhkan bantuan fisik, tetapi juga kehadiran yang menenangkan dan menguatkan secara emosional.
Baca Juga: Menperin: Banjiri E-Katalog Dengan Produk Industri Dalam Negeri
Melalui program-program yang menyentuh sisi kemanusiaan, pemerintah menegaskan komitmennya untuk hadir bersama masyarakat, tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi juga dalam proses pemulihan. Harapan itu kini mulai tumbuh kembali—dimulai dari senyum anak-anak yang perlahan merekah di pengungsian, menjadi tanda bahwa kehidupan bisa kembali ditata, setahap demi setahap.
Artikel Terkait
Tak Kuat Pegangan Tali, Momen Dramatis Penyelamatan Warga yang Terseret Arus Banjir di Batang Busuk Padang
Banjir dan Longsor Sumatera Masuk Ranah Pidana, Satgas PKH Sebut Banyak Korporasi Terindikasi
Soroti Pernyataan Kontroversial Kepala BNPB Sempat Klaim Banjir Sumatera Mencekam di Medsos, Akademisi Singgung soal Info Lapangan
Wisata Pantai Blendung di Pemalang Dikenal Keindahan Alamnya, Kini Rusak Diterjang Banjir Rob