Edisi.co.id, Kabupaten Bandung - SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) di Baleendah Kabupaten Bandung, sesuai namanya, selalu menghadirkan para intelektual, ulama, akademisi, tokoh masyarakat, hingga birokrat, untuk memberikan pencerahan kepada para siswanya.
Melalui momentum Pesantren Ramadhan 1444 H, SMP Prima Cendekia Islami menghadirkan para tokoh internasional. Diawali dengan menghadirkan tiga orang mahasiswa asal Tajikistan, lalu menghadirkan Dr. Ahmad Muhammad Ath-Thuki pakar Al-Qur'an dan Bahasa Arab dari Kairo Mesir, hingga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Prof. Atip Latifulhayat, SH., LLM., Ph. D yang hadir pada PCI Serial Lecture sekaligus mengakhiri rangkaian Pesantren Ramadhan 1444 H, Sabtu 15 April 2023.
Bertempat di Masjid Ulul Albab SMP PCI, Profesor Atip Latifulhayat yang juga Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP. Persis) diawal pemaparannya menyoroti tema Pesantren Ramadhan SMP Prima Cendekia Islami (PCI), "Yaa Bunayya La Tusyrik Billah"; 'Wahai anakku, janganlah kamu sekali-kali mempersekutukan Allah".
Baca Juga: Panglima TNI: Garuda Patriot NKRI Penjaga Perdamaian Dunia Harumkan Nama Bangsa
“Itu adalah nasihat pertama Luqman kepada anaknya sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an Surat Lukman Ayat 13. Makna dari tema ini adalah bagaimana para orang tua dalam mendidik putra-putrinya agar tidak menyekutukan Allah,” tegas Prof Atip.
Prof. Atip menambahkan, keberadaan sekolah lebih menitik beratkan pada pendidikan kognitif walaupun pendidikan karakter melekat dalam pelaksanaannya.
“Namun, seharusnya para orang tualah yang paling bertanggung jawab akan pendidikan karakter anak,” ujar guru besar yang meraih gelar master dan doktornya di Monash University, Melbourne Australia itu.
Baca Juga: Gandeng PERSIS, Kapolri Salurkan 30 Ribu Sembako Bagi Warga yang Membutuhkan
Selain itu, kawan dekat dari Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami Prof. Dadan Wildan tersebut menilai, keberadaan SMP Prima Cendekia Islami (PCI) dinilai akan mampu memberikan kontribusi maksimal kepada para siswa untuk pendidikan kognitif dan pembentukkan karakter para siswa merujuk kepada kurikulum yang dilaksanakan.
"Pada hakikatnya semua siswa itu cerdas, disinilah peran para pendidik untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa. Saya percaya dengan guru-guru yang relatif muda dan kekinian, disini hal itu dapat tercapai," tuturnya.
Prof. Atip menuturkan, Islam pernah mengalami zaman keemasan, dengan memiliki para cendekiawan dan ilmuwan yang sangat berpengaruh dalam peradaban dunia. Ia mengambil contoh Ibnu Sina di bidang kedokteran dan beberapa tokoh besar yang sampai ini hasil pemikirannya masih dipakai oleh dunia.
Guru besar ilmu hukum udara itu menuturkan, dengan fitrah bahwa seluruh anak itu memiliki kecerdasan masing-masing, maka kemajuan peradaban Islam itu dapat terulang.
"Sebagai pendidik kita harus dapat mengetahui potensi apa dan bakat apa yang dimiliki para siswa agar mereka mampu tumbuh secara maksimal dengan kecerdasan dan potensi yang mereka miliki,” katanya.
Artikel Terkait
Tiga Mahasiswa Tajikistan Edukasi Siswa SMP PCI Tentang Dunia Islam di Tajikistan dan Pengalaman Puasa
Kagum Akan SMP PCI, Ulama Mesir Dr. Ath Thuki Motivas Siswa SMP PCI Penting Pelajari Al Quran Dan Bahasa Arab
Dosen Sastra Arab Unpad Dr. Uus Rustiman Jadi Penerjemah Ulama Mesir Dr. Ath-Thuky di Gebyar Ramadhan PCI
Ceramah di SMP PCI, Kapolsek Baleendah Kompol Tedy Sampaikan Isu-Isu Krusial di Usia Remaja, Ini Nasihatnya