Edisi.co.id- Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia (KPP SKSG UI) mengadakan seminar di Jakarta Selatan Sabtu, 30 September 2023.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian pengabdian masyarakat (pengmas) dengan fokus pada pemberdayaan perempuan dalam kegiatan pertanian perkotaan.
Kegiatan ini berlangsung di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Ikhlasul Machfudz Lenteng Agung dan memiliki judul "Pertanian Perkotaan/Urban Farming di Sekolah Perempuan TPA Ikhlasul Machfudz untuk Pendidikan dan Kesehatan Jiwa Ibu dan Anak."
Baca Juga: Tingkatkan Pengasuhan 1000 HPK, DP3AP2KB Kabupaten Bogor Laksanakan Peningkatan Kapasitas Kader BKB
Pengmas ini mendukung salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/SDGs, terutama Tujuan No. 11, yaitu menciptakan kota dan hunian manusia yang inklusif, aman, tangguh, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, diperlukan rumah tangga yang mampu mempraktekkan pertanian perkotaan menggunakan lahan yang ada untuk menjaga harmoni dengan alam, keselarasan dengan tumbuhan, hewan, dan makhluk lainnya di sekitarnya.
Edukasi dan praktik pertanian perkotaan di lingkungan pendidikan ini merupakan wujud dukungan dan komitmen Pengmas KPP SKSG UI dalam merealisasikan program TPB/SDGs yang bertujuan meningkatkan energi positif, ketahanan pangan keluarga, serta menjaga kesinambungan lingkungan di Jakarta Selatan.
Beberapa peneliti (Ezedinma dan Chukuezi, 1999; Han, 2008; Pinderhughes, Murphy, & Gonzalez, 2000) telah menjelaskan bahwa pertanian perkotaan semakin umum dilakukan di berbagai wilayah seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Utara, dan Asia Selatan dan Timur. Ini mencakup sekitar 49% dari lahan pertanian beririgasi perkotaan secara global. Selain itu, Kuba merupakan contoh negara yang mengembangkan infrastruktur yang mendukung produksi pangan perkotaan (Premat, 2012).
Baca Juga: Usia 15 Tahun Dyah Ayu Ardhana Reswari Tembus Masuk Fakultas Kedokteran UI
Di Indonesia, terutama di perkotaan, pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat dari segi kesehatan. Dampaknya terlihat dari peningkatan aktivitas olahraga dan kegiatan produktif di rumah. Salah satu aktivitas produktif yang semakin populer adalah menanam sayur dan buah melalui pertanian perkotaan.
Pertanian perkotaan/urban farming memiliki lima elemen penting, yaitu: (1) pemanfaatan optimal lahan dengan menjaga kualitas tanah dan air; (2) memberikan peluang bisnis dan kesempatan bersosialisasi; (3) memenuhi kebutuhan pangan sehat bagi keluarga; (4) mengurangi dampak karbon untuk mendukung perkembangan kota yang berkelanjutan; dan (5) memberikan sarana edukasi, kegiatan olahraga, serta relaksasi yang meningkatkan energi positif bagi pelakunya.
Selain kelima manfaat tersebut, terdapat manfaat lain dari pertanian perkotaan, yaitu peningkatan perasaan bahagia yang berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik. Manfaat ini diperoleh karena dalam aktivitas pertanian perkotaan, para pelaku aktif bergerak, memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, berpraktik dengan sepenuh hati (mindfulness), dan terpapar sinar matahari.
Dr. Renny Nurhasana, Ketua Pengmas KPP SKSG UI, menyatakan bahwa "Pertanian perkotaan di TPA Ikhlasul Machfudz Lenteng Agung secara perlahan memberikan dampak positif bagi ibu-ibu, karena selain mengisi waktu luang dengan aktivitas positif, juga berfungsi sebagai sarana rekreasi dan relaksasi yang membantu menghilangkan energi negatif dalam tubuh. Tim pengmas telah berusaha membuat materi tentang cara bertanam pertanian perkotaan semenarik mungkin melalui pemaparan dan video komposting, sehingga kualitas seminar dapat diukur melalui pengisian kuesioner."
Alumni KPP SKSG, Riska Rahma Arriani, M.Si, yang juga menjadi narasumber dalam seminar ini, menjelaskan bahwa "Pertanian perkotaan ini dirancang untuk menumbuhkan jenis tanaman yang cepat panen seperti sawi, bawang, kunyit, dan rimpang serupa, tomat, kangkung, cabai, dll, agar dapat dikonsumsi oleh keluarga. Hal ini sesuai dengan definisi pertanian perkotaan yang berfokus pada penanaman, pengolahan, dan distribusi pangan di perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas."