berita

Mengenal Metode Pembelajaran Ponpes Nuu Waar

Jumat, 2 Februari 2024 | 13:39 WIB
Proses Belajar Santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN)

Edisi.co.id - Pondok Pesantren (Ponpes) Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) yang berlokasi di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dalam proses pembelajaran menerapkan perpaduan tiga kurikulum. Yakni kurikulum Kementerian Agama, kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta kurikulum pesantren.

"Untuk Kurikulum pesantren menguatkan khas pesantren Nuu Waar. Ketika lulus santri diberikan tiga ijazah," kata Mudir Ponpes Nuu Waar, Ustaz Abdul Kholiq SQ, Jumat (2/2/2024).

Adapun dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), Ponpes Nuu Waar menggunakan metode halaqah, kelas maupun training.

Menurut Ustaz Kholiq, metode halaqah biasanya digunakan untuk pembelajaran Alquran dan Hadits. Metode kelas untuk pembelajaran materi umum. Sedangkan metode training untuk materi peningkatan dan penguatan keterampilan (skill).

Untuk training, jelas Ustaz Kholiq, ada yang ditujukan untuk santri. Ada pula untuk guru. Juga training untuk santri dan guru.

Baca Juga: DPRD Jabar Apresiasi TOSS Yang Terbukti JOS Atasi Stunting di Kabupaten Garut

"Training guru terkait dengan guru dan Alquran. Training studi motivasi, untuk santri dan guru. Pemateri dari luar pondok, berlatar pendidikan yang bagus," jelas Ustaz Kholiq.

Ustaz Kholiq melanjutkan, training untuk para guru begitu penting. Karena guru harus terus ditingkatkan kompetensinya. 

"Yang lebih penting dari metode adalah guru. Yang 24 jam bersama santri. Mengarahkan santri. Ruh guru harus tangguh. Guru pesantren harus sabar, kemampuan nya harus mumpuni," ungkap Ustaz Kholiq, alumnus Sarjana Quran Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta.

Selain itu, Ponpes Nuu Waar rutin menggelar training bahasa Arab, cara baca kitab, cara menerjemahkan Alquran. Training cara mengajar, bela negara, kedisiplinan, leadership, hingga thibun nabawi.

Untuk diketahui, Ponpes Nuu Waar AFKN dikenal sebagai pesantren memiliki ribuan santri yang mayoritas adalah penduduk asli dari pelosok daerah di Indonesia Timur. Seperti Papua, Maluku, NTT, NTB, maupun Sulawesi.

Baca Juga: Pemerintah Daerah Harus Lebih Peduli Pada Pengembangan Sektor Informa 

Ponpes yang didirikan oleh dai asal Papua, KH MZ Fadzlan R. Garamatan ini tidak memungut biaya pendidikan para santri. Mulai dari SPP, pakaian, hingga makan dan minum, semua berasal dari bantuan umat.

"Ini adalah amanah dari umat yang harus dijalankan," ujar Kiai Fadzlan dalam satu kesempatan.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB