Edisi.co.id, Jakarta - Saat ini media sosial berkembang secara pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Disadari atau tidak, media yang menyajikan segala kontennya hadir menjadi bagian hidup masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam (STAIPI) Jakarta, Ustaz Jeje Zaenudin saat membuka pelatihan jurnalistik dan content creator di aula STAIPI Jakarta, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (25/7/2024). Pelatihan terselenggara atas kerja sama PP Persis dan STAIPI Jakarta dengan Monday Media Group, Alodigi, dan Jamkrindo.
"Kita lihat, media sosial saat ini bukan lagi sebagai alat penyambung dan penyalur informasi, media sosial sudah bisa menjadi senjata perang. Betapa banyak orang yang terpengaruh dan menjadi pro ke Israel karena mendapat informasi di media sosial, begitu juga masyarakat dunia yang simpatik ke Palestina karena media," kata Ustaz Jeje.
Baca Juga: IPPP Kedua Resmi Dibuka, Presiden Jokowi Tekankan Kerjasama Pasifik untuk Isu Global
"Tidak jauh-jauh di masyarakat kita, perang informasi begitu masif di media sosial. Ini adalah bentuk perang wacana dan perang opini," sambungnya.
Lebih jauh, Ketua Umum PP Persis ini melanjutkan bahwa tugas besar kaum muslimin adalah dakwah. Dakwah tentu bukan hanya tabligh (menyampaikan), tetapi bagaimana dapat memengaruhi dan mengubah perilaku seseorang menjadi pribadi lebih baik.
"Itulah yang disebut harakah at-taghyir. Dan perubahan itu dimulai dari perubahan opini, jika ingin mengubah opini orang menjadi baik, maka pasokan informasi juga harus informasi yang baik, begitupun sebaliknya," tuturnya.
Baca Juga: Salimah Jakarta Ajak Muslimah Bergabung di Seminar Wanita Berdaya, Keluarga Sejahtera
Menurut dia, pelatihan ini juga bagian dari literasi digital, karena masyarakat berada dalam dunia revolusi industri 5.0 yang mengharuskan bijak menggunakan media sosial.
“Tantangan yang kita hadapi, termasuk yang dihadapi Persis ke depan semakin tidak ringan. Oleh karena itu, dari sekarang kita harus menyiapkan kader muda yang mumpuni di bidang jurnalistik dan conten creator,” ungkapnya.
Pada kesempatan sama, Founder Monday Media Grup, Muchlas Rowi menyampaikan, era konvergensi media (new media) merupakan keniscayaan dari pesatnya perkembangan teknologi. Semakin berkembangnya platform digital, media sosial, dan akses ke internet, masyarakat dituntut memilih dan memilah konten bernilai positif.
Baca Juga: Rumor Pemindahan HPN 2025, Ini Klarifikasi PWI Pusat
"Sebagai seorang muslim, maka langkah pertama yang harus kita lakukan ketika menerima informasi adalah dengan tabayyun (verifikasi). Kedua, tabayyun diperluas lagi maknanya menjadi kontra-narasi," ujarnya.
Muchlas mengingatkan, saat ini masyarakat dibanjiri narasi berita di media sosial. Di antaranya narasi sensual, negatif, narasi positif, dan narasi religi.