Kaprodi PIAUD STAIPI Bandung Sebut 6 Aspek Penting Orang Tua Menjadi Guru saat PJJ

- Senin, 14 Februari 2022 | 12:34 WIB
Proses PJJ merupakan proses pembentukan karakter anak ada di dalamnya. Tetapi masalahnya tidak semua orang tua mengenali potensi anak.  Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) STAIPI Bandung Imas Karyamah, M.Pd. - Foto: Henry Lukmanul Hakim
Proses PJJ merupakan proses pembentukan karakter anak ada di dalamnya. Tetapi masalahnya tidak semua orang tua mengenali potensi anak. Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) STAIPI Bandung Imas Karyamah, M.Pd. - Foto: Henry Lukmanul Hakim

Edisi.co.id - Saat ini di beberapa daerah di Indonesia ada yang kembali memberlakukan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Dikarenakan angka penularan Covid-19 saat ini masih sangat tinggi.

Masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah hampir berlangsung lama ini seharusnya momen ini dijadikan para orangtua menjadi guru untuk anak-anaknya. dan para orang tua sudah mempunyai pengalaman menjadi guru selama pandemi Covid-19.

“Seharusnya, tidak hanya pada saat PJJ saja orang tua menjadi guru bagi anak-anaknya. Karena keluarga atau orang tua menjadi faktor pendidikan pertama bagi anak,” hal ini dikatakan Ketua Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) STAIPI Bandung Imas Karyamah, M.Pd, kepada edisi.co.id, Senin (14/2/2022). 

Baca Juga: Gelar Diskusi Kebangsaan, Hima PERSIS Dorong Kebangkitan Ekonomi Umat Islam di Indonesia.

Proses PJJ merupakan proses pembentukan karakter anak ada di dalamnya. Tetapi masalahnya tidak semua orang tua mengenali potensi anak.

Lebih lanjut lagi Master Pendidikan Anak Usia Dini ini menjelaskan, bahwa ada 6 aspek yang harus diperhatikan para orang tua untuk siap menjadi guru bagi anak-anaknya, yaitu; pertama nilai agama dan moral, kedua fisik dan motorik, ketiga kognitif, keempat sosial emosional, kelima bahasa dan yang terakhir adalah seni.

“Keenam aspek ini saling berhubungan, dan saling menunjang proses keberhasilan pendidikan anak. Masalahnya tidak semua orang tua mengetahui atau bahkan menguasai beberapa aspek ini,” lanjut Imas.

Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Vokasi, SMP PCI, Segera Hadirkan Sekolah Alam dan Rumah Tahfiz PCI di Pengalengan

Masalah pendidikan pada anak yang sering ditemui dikarenakan orang tua belum optimal dalam mengenali potensi dan bakat anak.

Persoalan lain, lanjutnya, belum adanya sinergi antara berbagai pihak dalam mendukung pendidikan anak.

“Juga belum sinergi antara pendidikan di sekolah, keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Baca Juga: Wamenag: Moderasi Beragama Membuka Ruang Saling Menghargai Perbedaan

Belum lagi muncul masalah teknis, terutama mereka yang tinggal di pelosok. Alasannya tidak punya HP, tidak ada jaringan, belum isi kuota, atau bahkan tidak menguasai teknologi.

Imas pun menyampaikan alangkah baiknya momen kebersamaan selama di rumah saja ini bisa sebagai proses pembelajaran bagi para orangtua untuk lebih memahami karakter anaknya.

Baca Juga: Ini 5 Sikap PERSIS Terkait Kisruh Pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas

“Modal cinta adalah bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak. Namun, kembali lagi ke masing-masing individu, bagaimana caranya modal cinta itu bermakna menjadi lebih baik dan positif,” jelasnya.

Terakhir Imas yang juga sebagai mubalighat menyampaikan beberapa riwayat hadis, bahwa sejatinya mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Sebagaimana yang terdapat dalam beberapa riwayat juga qaul sahabat.

عن ابن عباس رع قال ، قال رسول الله ص: مِنْ حَقُّ الْوَالِدِ عَلَی الْوَلَدِ أَنْ يُحْسِنَ اَدَبَهُ وَيُحْسِنَ إِسْمَهُ

Dari Ibnu Abbas ra. berkata, telah bersabda Rasulullah saw : " Di antara kewajiban orangtua terhadap anaknya adalah mendidiknya dengan budi pekerti yang baik dan memberikan nama yang baik." ( HR. Baihaqi ).

Baca Juga: Muhamadiyah Tetapkan Awal Ramadan 2 April 2022

عن ابن عمرو بن العاص قال، قال رسول الله ص : مُرُواْ أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سَنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرَّقُوْا بَيْنَهُمْ فِی الْمَضَا جِعِ

Dari Ibnu Amr Bin Ash ia berkata, Rasulullah saw telah bersabda: " Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka telah berumur tujuh tahun. Dan jika mereka sudah berusia sepuluh tahun pukullah ia ( jika tidak melaksanakan shalat ) dan pisahkan tempat tidurnya." ( HR. Abu Daud )

قال رسول الله ص: أَدِّبُوْا أَوْلَادَكُمْ عَلَی ثَلَاثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ آلِ بَيْتِهِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْأَنِ

Rosulullah saw bersabda :" Didiklah anak-anakmu atas tiga perkara; mencintai nabi kalian, mencintai ahli baitnya , dan membaca al-Qur'an." ( HR.at- Thabrani)

قال علي بن أَبِي طاَ لِبٍ: عَلِّمُوْا أَوْلَادَكُمُ الْخَيْرَ وَأَدِّبُوْهُمْ

Ali Bin Abi Thalib ra.berkata:" Ajarkanlah anak-anak kalian tentang kebaikan dan didiklah mereka." ( Abdu al- Razaq ).

Baca Juga: Pertahankan Kedisiplinan, Pesantren PERSIS 110 Manbaul Huda 26 Tahun Berkhidmah Emban Amanah Orang Tua Santri

“Beberapa keterangan di atas tadi menunjukkan kewajiban orang tua dalam mendidik anak yang akan berimbas pada pentingnya peran orang tua dalam pembentukan karakter anak,” tutup Imas Karyamah M.Pd.

 

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X