Wamenag: Moderasi Beragama Membuka Ruang Saling Menghargai Perbedaan

photo author
- Minggu, 13 Februari 2022 | 07:50 WIB
Keberagman beragama, Umat Budha melaksanakan ritual doa di Vihara Boen Tek Bio Tangerang - Foto: Henry Lukmanul Hakim (Ilustrasi)
Keberagman beragama, Umat Budha melaksanakan ritual doa di Vihara Boen Tek Bio Tangerang - Foto: Henry Lukmanul Hakim (Ilustrasi)

Edisi.co.id, Cimahi - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan Moderasi Beragama memastikan sesama umat beragama bisa membuka ruang untuk saling menghargai perbedaan.

Pandangan ini disampaikan Wamenag Zainut Tauhid Sa'adi dihadapan puluhan ASN Kemenag Kota Cimahi, Jawa Barat dalam Pembinaan dan Penguatan Moderasi Beragama bagi ASN Kemenag yang juga digelar secara daring.

"Moderasi Beragama memastikan kita bisa membuka ruang untuk saling menghargai perbedaan dengan orang lain. Bahwa kita meyakini agama kita yang benar dan memberikan hak keyakinan kepada mereka yang berbeda agama," ujar Wamen dalam kunjungan kerjanya ke Kankemenag Cimahi, Sabtu (12/2/2022).

Baca Juga: Jalin Komunikasi dengan Orang Tua Siswa, SMP PCI Tampilkan Agenda Sekolah yang Berbeda

Pembinaan dan penguatan Moderasi Beragama bagi ASN Kemenag Kota Cimahi ini turut dihadiri Sekda Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan, Plt. Kakanwil Kemenag Jabar H. Yusuf, dan Kakankemenag Kota Cimahi H. Dudu Rohman. 

Dijelaskan Wamenag, moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas Kementerian Agama yang sudah dicanangkan Menag Yaqut Cholil Qoumas dan wajib dikuti oleh segenap ASN Kemenag.

"Ini menjadi persoalan penting yang harus dipahami bersama. Sebab masih banyak yang belum memahami moderasi beragama. Yang dimoderatkan itu bukan agamanya, melainkan cara beragama dan memahami agama itu sendiri," ujar Wamenag.

Baca Juga: MUI: Vaksin Merah Putih Suci dan Halal

"Perbedaan adalah sunatullah dan pemberian Tuhan. Jangan kita seolah-olah menjadi panitia surga dengan menyalahkan orang yang berbeda keyakinan. Apalagi sampai menyematkan lebel kafir kepada mereka yang tidak seiman atau berbeda keyakinan," sambung Wamenag.

Dalam kesempatan itu, Wamenag juga berkisah saat menjabat Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ia pernah didatangi sejumlah ulama asal Afganistan.

Saat itu, kata Wamenag, para ulama Afganistan merasa kagum akan toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

Baca Juga: Ini 5 Sikap PERSIS Terkait Kisruh Pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas

"Kunjungan para ulama Afganistan itu ternyata untuk belajar bagaimana Islam Wasathiyah bisa tumbuh dan berkembang di tengah ragam budaya, bahasa dan agama di Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila," jelas Wamenag.

Ia menambahkan, Indonesia bukankah negara agama dan bukan negara sukuler. Namun tanpa Moderasi Beragama Indonesia akan tercerai berai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Henry Lukmanul Hakim

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB
X