"Jika ada yang batuk, pilek, atau bersin-bersin, sebaiknya hindari mereka dan terapkan protokol 3M: menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker," tuturnya.
Menkes Budi juga menegaskan bahwa HMPV tidak mematikan.
Gejala yang ditimbulkan virus ini mirip dengan flu biasa, seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas, dan sebagian besar orang yang terinfeksi dapat pulih tanpa memerlukan perawatan khusus.
Penularannya terjadi melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Meskipun begitu, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu lebih berhati-hati.
Karena itu, Budi mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara rutin, memakai masker saat merasa tidak enak badan, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika gejala mencurigakan muncul.
HMPV d Indonesia Menyerang Anak-anak
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menyampaikan bahwa sejauh ini, kelompok anak-anak menjadi yang paling banyak terpapar virus HMPV.
Meskipun demikian, Aji belum dapat memberikan angka pasti terkait jumlah kasus yang terdeteksi. Ia menegaskan untuk tidak panik, mengingat HMPV bukanlah virus baru dan telah menyebar sejak 2001.
Widyawati, juru bicara Kemenkes RI, mengonfirmasi laporan per 6 Januari 2025 yang menyebutkan adanya beberapa anak yang terkena HMPV.
"Virus ini sudah lama menyebar, sejak 2001, dan kami terus memantau kasusnya. Hal yang perlu disampaikan adalah tetap waspada, tetapi tidak perlu panik. Tidak benar bahwa ini adalah virus baru," kata Widyawati kepada awak media.***