Sedangkan di ChatGPT, tanggapan berbeda justru diberikan saat chatbot asal AS itu diberikan pertanyaan serupa.
ChatGPT menjelaskan panjang lebar soal gambaran utama hubungan antara Xi Jinping dan Vladimir Putin. ChatGPT pun lebih unggul dalam menyampaikan cerita, candaan, dan teks untuk tujuan pemasaran.
"ChatGPT juga lebih mengikuti perkembangan peristiwa global dan merespons lebih cepat ketika ditanya tentang berita terkini," tulis Reuters dalam artikel yang tayang pada Selasa, 28 Januari 2025.
"Namun, chatbot ini terkadang memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan konteks dan data yang bias," tegasnya.
2. ChatGPT Lebih Jago Ketimbang DeepSeek Soal 'Perencanaan'
Dalam artikel yang sama di Reuters, ChatGPT dinilai lebih baik ketimbang DeepSeek dalam merencanakan suatu perjalanan kepada penggunanya.
"Ketika diminta untuk merencanakan perjalanan, ChatGPT memberikan penjelasan yang lebih detail dibandingkan DeepSeek," tegas Reuters.
Sebagai contoh, saat pengguna ChatGPT bertanya untuk merencanakan perjalanan empat hari ke Singapura, chatbot asal AS itu memberikan saran untuk memesan kamar di beberapa hotel, lengkap dengan perkiraan biaya menginap, transportasi, makan, hingga aktivitas selama di sana.
Sementara, DeepSeek memberikan rekomendasi dan harga yang dinilai kurang terperinci saat diberikan pertanyaan serupa.
AI buatan China itu tidak merekomendasikan hotel, namun poin plusnya, DeepSeek memberikan saran restoran sekaligus menu yang wajib dicoba kepada pengguna.
3. Biaya Operasional DeepSeek Lebih Murah Ketimbang ChatGPT
Dilansir dari Reuters, DeepSeek dan ChatGPT sama-sama mempunyai versi gratis yang menawarkan layanan yang serupa.
Layanan umum itu mulai dari menjawab pertanyaan hingga memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang diungkap pengguna.
Di sisi lain, kedua layanan AI itu pun mempunyai versi yang berbayar. DeepSeek dinilai lebih hemat ketimbang ChatGPT.
Biaya langganan ChatGPT mulai dari 20 dolar AS per bulan atau setara Rp323 ribu per bulan, sedangkan DeepSeek lebih terjangkau dengan harga sekitar 0,50 dolar AS per bulan atau sekitar Rp8.000 per bulan.