berita

Tidak Ada Efek Pendinginan Selama Januari, Ilmuwan Bingung pada Iklim yang Jadi Pemanasan Global Jangka Panjang

Minggu, 16 Februari 2025 | 18:48 WIB

 Edisi.co.id  - Serangkaian rekor suhu global terus berlanjut, bahkan ketika fenomena La Nina yang seharusnya mendinginkan kawasan Pasifik tropis tetap berlangsung.

Copernicus Climate Change Service, lembaga pengamatan Bumi yang didanai Uni Eropa, mengungkapkan bahwa Januari 2025 mencatat suhu udara permukaan tertinggi dalam sejarah, dengan kenaikan 1,75°C di atas tingkat praindustri.

"Januari 2025 adalah bulan mengejutkan lainnya, melanjutkan tren suhu ekstrem yang terjadi selama dua tahun terakhir. Copernicus akan terus memantau suhu laut dan dampaknya terhadap perubahan iklim sepanjang tahun 2025," kata Samantha Burgess dari European Centre for Medium-Range Weather Forecast.

Baca Juga: Forum Humas BUMN Berkolaborasi Dengan Forum Pemred, Kampanyekan Lawan Misinformasi dan Disinformasi

Ilmuwan Terkejut dengan Tren Pemanasan

Para ilmuwan sebelumnya memperkirakan suhu global akan mulai mereda setelah fenomena El Nino mencapai puncaknya pada Januari 2024 dan beralih ke fase pendinginan La Nina.

Namun, kenyataannya suhu global tetap tinggi atau bahkan mendekati rekor, memicu diskusi mengenai faktor lain yang berkontribusi terhadap pemanasan ini.

"Inilah yang cukup mengejutkan, kita tidak melihat efek pendinginan atau setidaknya perlambatan sementara pada suhu global seperti yang diperkirakan sebelumnya," ujar Julien Nicolas, ilmuwan iklim di Copernicus mengutip dari The Guardian

Para ahli menyebut bahwa setiap kenaikan suhu di atas 1,5°C dapat memperparah intensitas serta frekuensi cuaca ekstrem seperti gelombang panas, hujan lebat, dan kekeringan.

Suhu Permukaan Laut Tetap Panas

Pengamatan menunjukkan bahwa suhu permukaan laut tetap sangat tinggi sepanjang tahun 2023 dan 2024.

Copernicus mencatat bahwa suhu laut pada Januari 2025 merupakan yang tertinggi kedua dalam sejarah pencatatan.

"Yang membingungkan adalah mengapa suhu tetap setinggi ini," kata Nicolas yang dikutip dari Guardian.

Para ilmuwan sepakat bahwa pembakaran bahan bakar fosil menjadi pendorong utama pemanasan global jangka panjang.

Halaman:

Tags

Terkini

Takut Air Meluap Lagi, Outlet Situ 7 Muara Dibersihkan

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:30 WIB