Paula juga menyampaikan bahwa sebagai seorang istri pada masa itu, ia belum sepenuhnya menjadi istri yang ideal dalam kacamata agama.
Ia menyadari banyak aspek yang belum ia pahami maupun jalankan dengan benar.
"Tapi rumah tangga kita seperti itu, memang saya belum jadi istri sempurna saya secara agama memang saya salah," tambahnya.
Dalam podcast tersebut, ibu dua anak itu juga menjelaskan bahwa kehidupan rumah tangganya kala itu tidak dijalankan dengan prinsip agama yang ketat, termasuk dalam hal interaksi fisik seperti bersalaman atau bersentuhan dengan lawan jenis.
Menurutnya, Baim sendiri saat itu tidak pernah mempermasalahkan hal-hal seperti itu.
Maka dari itu, Paula merasa tidak ada yang salah, apalagi dengan kehadiran Niko yang dianggap sudah seperti saudara sendiri.
"Tapi saat itu kita istilahnya tidak menggunakan rules bahwa kita bersalaman aja bersentuhan aja kan bukan mukim gitu sedangkan pasangan saya saat itu tidak mengindahkan itu juga gitu,” ujar Paula.
"Sebenarnya dalam rumah tangga kan nahkodanya kan laki-laki, di situ aku melihat juga oh dia fine-fine aja," tambahnya.
"Dan ini udah dianggap kayak saudara sama beliau juga, dan ngobrolnya sama istrinya juga gitu," jelasnya.
Melihat situasi ini, Paula mengaku heran kenapa justru dirinya yang menjadi sasaran tuduhan utama.
Ia merasa seolah disalahkan secara sepihak, padahal interaksi yang terjadi dilakukan dengan terbuka dan tanpa ada niat tersembunyi.
"Jadi buat aku kenapa kok jadi aku yang disalahin ya?" ucap Paula dengan ekspresi kebingungan.
Dengan penjelasan ini, Paula berharap masyarakat bisa memahami posisinya yang saat itu masih dalam proses pembelajaran.
Ia mengakui ada kesalahan, namun semuanya berangkat dari ketidaktahuan, bukan karena sengaja melanggar nilai agama.***