"Aku juga shalat istikharah, ternyata dipermudah," ujarnya.
Paula mengaku dirinya sudah memiliki pemahaman bahwa setiap rumah tangga pasti memiliki tantangan.
Namun, ia percaya bahwa kunci keberhasilan rumah tangga terletak pada bagaimana pasangan saling mentoleransi perbedaan.
"Dan sebelum aku menikah, aku sangat memahami namanya rumah tangga pasti ketidakcocokan itu ada, gimana cara kita mentoleransi," sambungnya.
Namun, setelah mereka resmi menikah dan mulai hidup bersama, perbedaan karakter mulai terlihat jelas.
Paula mengaku bahwa itulah momen awal terjadinya gesekan dalam hubungan mereka.
"(Begitu menikah) kan baru tinggal bareng, baru tahu karakter masing-masing," ujar Paula.
"Gesekan mulai," imbuhnya.
Meski konflik mulai muncul, Paula tak serta merta menyerah.
Ia mencoba memahami dan menganggap hal tersebut sebagai bagian dari proses adaptasi dalam pernikahan.
Bahkan, ketika ada perbedaan pendapat, Paula lebih memilih untuk mengalah demi menjaga keharmonisan rumah tangga.
"Kadang-kadang yang susah adalah ketika kita tidak melakukan kesalahan tapi kita meminta maaf, dan aku sudah dititik itu," ucapnya dengan penuh kesadaran.
Cerita Paula menjadi cerminan dari banyak pasangan yang mengawali pernikahan dengan niat baik namun kemudian diuji oleh perbedaan karakter dan pola komunikasi.
Meski kini telah berpisah, pengalaman yang dibagikan Paula menyiratkan bahwa ia pernah berusaha maksimal demi menjaga bahtera rumah tangganya.***